- Meningkatnya risiko asma.
- Menyebabkan alergi.
- Penurunan perkembangan kecerdasan.
- Peningkatan risiko infeksi saluran napas atas.
- Kekurangan nutrisi yang tidak didapatkan dalam susu non ASI.
- Risiko kanker masa anak.
- Risiko penyakit kronik.
- Risiko diabetes.
- Risiko penyakit kardiovaskuler.
- Risiko kegemukan.
- Risiko infeksi pencernaan.
- Risiko radang telinga.
- Risiko semua efek samping akibat penambahan zat yang tidak semestinya dalam susu bubuk dan susu cair.
Lagi pula, semua susu bukan ASI sudah mengandung laktosa / gula susu supaya “betah” di lidah anak yang menyukai rasa manis “tingkat tinggi”, karena yang penting disukai manusia terutama anak-anak, kan?
Selain itu, mana ada pabrik susu mau peduli dengan masalah kelebihan karbohidrat buruk? Namun justru tetap diimbuhi “sukrosa” yaitu gula rantai panjang! Atau “corn syrup” yaitu gula ‘pembunuh’ nomor satu di Amerika Serikat!
Belum lagi tambahan “perisa”. Apakah anda paham betul istilah ini? Nama lainnya adalah rasa Sintetis! Dan susunya pun berasal dari “skimmed, powdered dan milk”.
Bahkan susu cair pun melalui proses skim dahulu. Anda perlu pun bisa terheran-heran, mengapa susu yang sudah cair perlu dijadikan bubuk, lalu dibuat ‘cair’ lagi.
Sekitar 30-40 tahun yang lalu, ketika anak Indonesia mentah-mentah menolak susu karena tidak menyukai bau susu dan harus ‘dipaksa’ minum, label komposisi susu bubuk cukup tertulis: WHOLE MILK. Titik.