Dan tempat yang paling sering menjadi sasaran pendaratan kalsium adalah: dinding pembuluh darah!
Bukannya mendapatkan manfaat positif dari susu, malah mendapat bonus penyakit yang sangat tidak menyenangkan, yaitu: penebalan dinding pembuluh darah dan segala akibatnya, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam salah satu jurnal kedokteran anak oleh Dr. Frank Oski, dalam Upstate Medical Center Department of Pediatrics, USA.
Orang Amerika dan Eropa Utara mengonsumsi 800 mg – 1200 mg kalsium sehari, tapi tetap saja mereka lebih menderita osteoporosis atau keropos tulang dibanding orang Asia dan Afrika yang hanya mengonsumsi 300 mg – 500 mg kalsium per hari.
Mengapa bisa terjadi? Karena daging merah, gula, tepung dan bahan makanan berupa bumbu non-alam, justru menyebabkan keasaman darah meningkat!
Untuk menetralisirnya, tubuh mengambil kalsium (yang bersifat alkalis) dari tulang. Sehingga masalah osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu tidak cukup memakan kalsium, melainkan masalahnya adalah mereka kehilangan kalsium.
Dengan demikian, mengasup lebih banyak kalsium ke dalam tubuh bukanlah jawabannya, karena Anda justru bisa kehilangan lebih banyak kalsium daripada yang Anda asup, misalnya dengan tetap memakan daging merah, gula, terigu, beras, berbagai saus dan kecap produksi pabrik, dan lainnya.
Apabila ekstra kalsium yang dikonsumsi berasal dari makanan yang mengandung protein tinggi seperti susu, keju dan es krim, keadaan menjadi lebih buruk karena makanan ini adalah pembentuk asam yang sangat tinggi. Oleh karenanya tubuh justru semakin kehilangan kalsium.
4. Susu bukan ASI dapat menyebabkan banyak keburukan
Dari hasil konvensi dunia (World Breastfeeding Week, 1-7 Agustus 2006), Elisabeth Sterken, BSc.MSc Nutritionist INFACT Canada/North America menuliskan bahwa susu bukan ASI dapat menyebabkan: