3. Susu selain ASI bukan satu-satunya sumber Kalsium
Jika argumen bahwa susu diasup sebagai sumber kalsium yang dipercaya menguatkan tulang, maka perlu ditegaskan kembali: Apakah hanya susu satu-satunya sumber Kalsium?
Kita harusnya mencurigai ‘nasehat-nasehat’ yang menganjurkan orang agar selalu minum susu yang akhirnya hanya sebatas karena penelitian yang sangat sepihak, bahkan sangat kadaluwarsa, dan celakanya: karena ‘kepercayaan’ seri nutrisi jaman penjajahan Belanda yang masih berurat akar.
Tulang pun menjadi kuat bukan semata-mata hanya karena Kalsium. Melainkan kita perlu mengasup Magnesium, Seng (Zinc), Boron, Mangaan, Provitamin D-3, dan lainnya.
Nenek moyang kita sebelum mengenal pabrik susu tidak pernah menderita patah tulang akibat keropos sebelum waktunya. Mengapa itu bisa terjadi? Sekali lagi, karena mereka mengonsumsi makanan alam yang dikunyah, yang juga dapat memperkuat tulang selepas susu ibu di atas 2 tahun!
Kita juga harus mengetahui, bahwa mengonsumsi satu cangkir Selada Bokor (iceberg lettuce) dapat memberikan kekuatan tulang yang dihari tua, dan mencegah terjadinya patah tulang panggul! Hal ini telah dirisetkan oleh para ahli dari Harvard University, Amerika Serikat yang melibatkan 72.000 wanita.
Kalsium pada susu yang bukan ASI, sekali lagi ditegaskan: TIDAK DIKENAL oleh tubuh manusia. Oleh karenanya bersifat “Non-bio-available”, jadi, bukannya membuat tulang lebih kuat, malah kalsium akan ‘nyasar’ ke tempat yang salah.