Irgi tidak menjawab lagi. Tahu-tahu dia sudah datang di hotel menjemput saya untuk diantar ke rumah HRS. Bagaimana Irgi? “Pengawal membolehkan. Tetapi tetap diminta jaminan dan tanggung jawab dari saya kalau terjadi apa-apa,” ungkapnya.
Saya memang baru mengenal Irgi. Setiap saya bicara, saya tahu dia diam-diam menyelidiki saya.
Dalam perjalanan, Irgi cerita. Pernah ada wartawan silaturahmi ke kerumah HRS. Dia wawancara HRS. Dia minta HRS berfoto bareng dengan isteri dan ketiga puterinya. Yang muncul kemudian foto bersama itu viral di medsos dengan caption: HRS bersenang-senang di Mekkah dengan empat isterinya.
Keadilan Penegakan Hukum
Apa yang paling Anda rindukan di Indonesia?
“Perubahan. Tewujudnya keadilan penegakan hukum. Ketidakadilan penegakan hukum terjadi di Era Presiden RI mana pun. Soekarno. Soeharto, Habibie, Megawati, SBY. Tapi belum pernah seterang benderang, telanjang, dan sejorok seperti era Jokowi,” katanya.
Imam Besar ini kemudian memaparkan sejumlah kasus hukum di Tanah Air yang disimpulkan sebagai praktik “belah bambu” penguasa. Ini istilah dia untuk menyebut pilih kasih. Satu diinjak, satu diangkat.
“Berapa banyak tokoh kritis, ulama dan santri kita dipenjara, karena tuduhan ujaran kebencian dan penghinaan terhadap Presiden Jokowi. Tapi secara bersamaan, polisi membebaskan tindakan sama pada orang- orang yang kuat. Kemana itu anak muda etnik Tionghoa itu, yang khusus merekam dirinya menghina Jokowi, dan menyebarkan video itu sampai viral di media sosial. Dan seluruh dunia tahu. Dihukumkah? Dipenjarakah? Tidak. Polisi malah menerbitkan SP3 dan mengatakan anak itu cuma main-main. Mana itu Gubernur yang juga video dirinya viral menghasut dan melakukan ujaran kebencian? Tenang- tenang saja. Seperti tak pernah terhasi. Ini menyakitkan umat. Menyakitkan rakyat. Lebih sakit lagi, ada santri membuat toko dengan label “toko pribumi” juga dimasalahkan,” ungkap HRS.
Kasus-kasus yang diungkap HRS tidak ada yang baru, memang. Sudah menjadi rahasia umum. Yang terbaru adalah tuduhan kepada Menlu dan Dubes RI di Saudi mengarahkan aparat dan WNI di Saudi untu memilih Jokowi. Belakangan pernyataannya videonya yang viral mendapat tanggapan Kemenlu dan Dubes RI di Saudi. “Itu fitnah,” sanggah keterangan resmi Kemenlu dan Kedubes RI.
Apa tanggapan Anda?
“Fitnah dari mana? Itu fakta kok. Ah, itu kan terjadi di seluruh lembaga kekuasaan. Semua diarahkan memilih Jokowi. Sudah jadi pengetahuan umum, terang benderang, telanjang dan itu yang saya bilang tadi, sangat jorok. Saya kan banyak teman, dari kalangan mereka itu juga yang memberi tahu,” urainya.
Ini serius, apakah Anda punya bukti material Menlu dan Dubes RI melakukan pengarahan di Saudi?
“Ada. Masak saya berani bicara kalau tidak pegang bukti,” sahut HRS.
Apakah punya dokumen dan atau bukti tertulis, boleh saya saya dapatkan?