Saya tiba di rumah HRS pukul tiga siang. Diantar oleh Irgian Yudhi Bakhtiar, staf TPA Tamasek – travel yang berkolaborasi dengan Albilad Tour & Travel Jakarta – menghandle umrah saya di Tanah Suci.
Ruang tamu HRS cukup luas. Bisa menampung sekitar 100 tamu, digabung dengan ruang terpisah untuk tamu perempuan sekitar 50 jamaah mencapai 150 orang. Sebesar itulah jumlah rata-rata tamu setiap hari di rumah HRS. Tidak bermaksud berkelakar, Irgi bilang sejak mukim di Mekkah, praktis sejak itu rumah HRS masuk dalam agenda jamaah haji maupun umrah untuk diziarahi. Irgi tahu itu, karena ia sering juga mengantar jamaah travelnya ke sana. Terakhir, ia mengantar Anggota DPR RI dari PAN, Eko Patrio ke rumah HRS.
Ketika tiba di ruang tamu sudah ada sekitar 40 jamaah berada di situ. Menunggu Habib datang. Mereka jamaah dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga WNI yang sudah belasan tahun bahkan puluhan tahun bermukim di Saudi.
Tuan rumah menyediakan aneka makanan ringan buat para tamu. Mulai dari kurma sampai dodol garut dan beberapa kue kering lainnya, termasuk teh Arab, dan air mineral. Lima – enam orang staf HRS tak putus -putus keluar masuk dapur untuk menyajikan penganan. Staf lain menjaga telepon untuk menerima kontak tamu yang sudah disetejui bertemu dengan punggawa ormas Islam Front Pembela Islam itu. Ada juga bertugas sebagai penjaga pintu.
“Ini salah satu keistimewaan yang saya peroleh dari Pemerintah Saudi. Boleh menerima tamu dalam jumlah banyak di rumah. Ini mewah sekali. Karena ini tidak mudah. Jangankan saya yang warga asing, warga Saudi sendiri pun tidak akan bikin pertemuan seperti ini kalau tak mau berurusan dengan pihak yang berwajib,” cerita HRS.
Jumlah tamu itu pun sudah dibatasi dan seleksi. Kalau tidak, tamu yang datang bisa meluber sampai ke lapangan parkir luar, bahkan di jalanan. Semua jamaah haji maupun umrah mau ziarah ke rumahnya. Terpaksa diatur dua tamu mewakili tiap travel.
Tamu-tamu harus dapat konfirmasi dari satu pintu: staf yang satu-satunya ditugaskan untuk itu.
Kasus penyusup yang menempel bendera ISIS di rumahnya tempo hari membuatnya trauma. Sejak itulah tamu diperketat. Gegara itu seharian HRS diinterogasi polisi Saudi.
Saya pun menempuh prosedur itu. Irgi yang mengatur. Sejak hari pertama tiba di Mekkah saya minta. Saya menyampaikan kepada Irgi jadwal saya di Mekkah sampai Kamis pagi. Sebab hari itu saya akan meneruskan perjalanan ke Madinah.
Rabu pagi Irgi telepon. Dia akan jemput saya di hotel pukul 2 siang untuk diantar ke rumah HRS. Namun, ada beberapa pertanyaan yang mesti saya jawab. Dia meneruskan amanah pengawal HRS. Pertanyaannya saya jawab di WA, supaya bisa diteruskan ke pengawal HRS.
Jawaban saya atas pertanyaannya, begini.