Betapa takutnya Ali Ahmad Asseri untuk kembali ke negara asalnya, Arab Saudi. Ia adalah sekretaris pertama konsulat Saudi di Los Angeles.
Diplomat itu kemudian memberitahu pejabat Department of Homeland Security Amerika Serikat bahwa para pejabat Saudi telah menolak untuk memperbarui paspor diplomatiknya dan secara efektif mengakhiri pekerjaannya. Pasalnya, Asseri ternyata diketahui sebagai seorang gay dan berteman dekat dengan seorang wanita Yahudi.
Dalam surat terakhir yang ia kirim ke situs Saudi, Asseri dengan marah menyebutkan "keterbelakangan negaranya" serta peran "imam militan" dalam masyarakat Saudi yang telah "merusak toleransi Islam." Mungkin yang paling provokatif dari semua itu, ia mengancam akan membeberkan informasi politik yang memalukan tentang anggota kerajaan yang hidup dalam kemewahan kerajaan Saudi di Amerika Serikat.
Jika dia terpaksa kembali ke Arab Saudi—seperti yang dituntut oleh pejabat Saudi—Asseri mengatakan dia bisa menghadapi penganiayaan politik dan bahkan kematian.
"Hidup saya berada dalam bahaya besar di sini dan jika saya kembali ke Arab Saudi, mereka akan membunuh saya secara terbuka (terang-terangan) di siang hari bolong," kata Asseri, melalui email kepada NBC.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Asseri dan pengacaranya mengatakan bahwa diplomat Saudi itu ditanyai oleh pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri di Los Angeles pada 30 Agustus lalu setelah secara resmi mengajukan permohonan suaka dengan alasan bahwa ia adalah anggota dari kelompok "sosial tertentu" (gay) yang jelas-jelas dicerca dan dilarang jika ia kembali ke negara asalnya.
Sebaliknya, para pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri di Washington serta Kedutaan Besar Saudi di Washington dan konsulat Saudi di Los Angeles menolak memberikan komentar.
Seorang juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan, bahwa departemennya memang dilarang oleh hukum untuk memberikan komentar berdasarkan permintaan suaka individu.
Permohonan Asseri untuk suaka ini sangat tidak biasa: tidak ada seorang pun diplomat Saudi yang meminta suaka karena menjadi gay. Pada tahun 1994, Mohammed al-Khilewi, sekretaris pertama Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, diberi suaka setelah secara publik mengkritik hak asasi manusia di negaranya dan dugaan dukungan bagi terorisme.
Aplikasi suaka Asseri jelas membuat pemerintahan Obama terjebak dalam dilema, yang telah secara aktif mencari dukungan dari Saudi untuk proses perdamaian Timur Tengah. Pemerintah Saudi telah lama menjadi salah satu sekutu Amerika Serikat terdekat di Timur Tengah dan penguasanya, Raja Abdullah, disambut hangat oleh Presiden Obama di Gedung Putih Juni lalu.
Tapi Saudi juga dikecam secara menyakitkan oleh Departemen Luar Negeri AS dan kelompok hak asasi manusia karena intoleransi agama dan politik, termasuk perlakuan terhadap orang gay. Laporan terbaru Departemen itu tentang Arab Saudi adalah karena menyangkal hak-hak politik dan agama minoritas, "di bawah hukum Syariah, aktivitas seksual antara dua orang dari gender yang sama dihukum mati atau cambuk."
Sementara laporan itu menyatakan bahwa tidak ada diskriminasi "resmi" berdasarkan orientasi seksual dalam pekerjaan dan perumahan, "orientasi seksual bisa merupakan dasar untuk pelecehan, pemerasan, atau tindakan lain." Dalam satu kasus yang dilaporkan di surat kabar Saudi tiga tahun yang lalu, dua orang di kota Al-Bahah dicambuk 7000 kali di depan umum setelah dinyatakan bersalah karena terbukti melakukan praktik sodomi.
Ali Ahmed, sang pembangkang Saudi terkemuka di AS saat ini, mengatakan kepada NBC bahwa ketakutannya karena kritik terbuka terhadapp anggota keluarga kerajaan Saudi. Dalam surat yang ia kirim kepada situs Saudi, ia menyebutkan "empat orang pangeran Saudi" digaji tinggi dan mendapat tunjangan dari konsulat namun tidak bekerja apapun." Keempat orang pangeran itu tinggal di Amerika Serikat "menghabiskan waktu mereka dengna pelesir seolah-olah mereka diciptakan dari cahaya."
"Bagian ini dianggap sebagai penghinaan terhadap raja dan keluarganya, dan tantangan untuk kebijakan mereka," ia berkata dalam sebuah deklarasinya bersama dengan NBC. "Pernyataan ini cukup untuk menempatkannya dalam membahayakan bahaya jika kembali ke Arab Saudi."
Asseri, dalam wawancara telepon baru-baru ini, mengatakan ia telah mengabdi kepada konsulat Saudi di Los Angeles selama lima tahun terakhir. Masalahnya mulai beberapa bulan lalu, ketika karyawan konsulat Saudi lainnya menduga ia gay, dan mereka dengan diam-diam membuntutinya ke bar gay. Mereka juga menemukan ia mempunyai persahabatan yang dalam dengan seorang wanita Yahudi dari Israel. Saat itu beberapa saat setelah penemuan-penemuan itu, Asseri berkata, bahwa pejabat konsulat mulai mengganggunya, dan mereka menolak untuk memperbarui paspor diplomatiknya. Juga menolak memberinya perawatan medis. Mereka juga terus memantau kehidupan pribadinya dan menuntut agar dia kembali ke Arab Saudi.
Dalam beberapa bulan terakhir, katanya, ia hidup "bersembunyi" di daerah Los Angeles.
"Kata-kata tidak bisa mengekspresikan kemarahan saya bagaimana saya diperlakukan!" sembur Asseri.
Ally Bolour, pengacara Asseri, yang mengkhususkan diri dalam kasus suaka untuk gay dan lesbian, mengatakan bahwa orang Saudi lainnya telah diberikan suaka oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri berdasarkan orientasi seksual. Tapi dia mengakui bahwa kasus Asseri tidak biasa karena ia seorang diplomat, sehingga meningkatkan isu-isu politik yang mungkin tidak akan mewakili rakyat Saudi lain yang tinggal di Amerika Serikat. (sa/msnbc)