Eramuslim.com – Hari-hari ini tragedi kemanusiaan yang menimpa Muslim Rohingya menjadi sorotan internasional. Ribuan pengungsi besar kecil masih terkatung-katung dalam perahu kayu yang siap tenggelam di lautan lepas, tanpa makanan dan minuman. Tak terhitung banyaknya yang sudah meninggal di lautan, karena kelaparan dan kehausan, juga karena penyakit yang dideritanya. Dan tak terhitung lagi sudah berapa banyak yang dibantai para teroris Budha-nya Biksu Ahsin Wirathu di Myanmar sana.
Dua tahun lalu, di penghujung Mei 2013, sebuah surat yang hanya bisa dikirim lewat internet menggugah dunia luar. Isinya SOS dari Muslim Rohingya yang mengaku tengah dikepung oleh ribuan teroris Budha pengikut Ahsin Wirathu lengkap dengan pedang dan parang, yang siap menggorok leher Muslim Rohingya di kampung mereka sendiri.
Gerakan teroris Budha 969, demikian nama kelompok teroris Biksu Ahsin Wirathu, tengah bersiap-siap melakukan pembantaian keji dengan dalih untuk memperingati setahun tewasnya seorang gadis Budha di tangan Muslim, yang meniupkan peristiwa berdarah dari pembunuhan dan pembantaian.
Kantor berita Rohingya (30/5/2013), mengutip perkataan salah satu penduduk desa Connie Mo, Arakan, “Saat ini terdapat lebih dari 3.000 ekstrimis Budha mengepung desanya yang seluruh penduduknya beragama Islam sejak Rabu pagi (29/5/2013). Mereka membawa pedang, belati dan sejumlah bahan peledak, bersiap menyerang dan membantai ummat Islam yang berada di dalam desa tersebut.”
Dalam surat yang dipublikasikan melalui situs almaklumat itu, ummat Islam Rohingnya menyebutkan, dua gerakan ekstrimis Budha 969 dan 786 telah bersiap-siap menyerbu desa Connie Mo dari wilayah selatan Arakan.
Di sisi lain, sejumlah pasukan keamanan Burma yang berdatangan tidak melakukan tindakan pencegahan apa pun dan tidak berusaha melindungi ummat Islam dari kekejaman gerombolan teroris Budha tersebut.
Dalam surat itu juga disebutkan, seluruh ummat Islam di dalam desa Connie Mo berkumpul untuk melindungi diri dan ummat Islam yang berada di desa tersebut dari pembantaian para ekstrimis Budha. Sedangkan, desa mereka tersebut dikelilingi oleh air sungai.
Sementara itu, di hari yang sama, ekstrimis Budha menghancurkan perahu-perahu penduduk desa untuk mencegah mereka melarikan diri saat terjadinya pembantaian. Namun, ummat Islam telah bertekadt untuk melindungi desa, kehormatan dan anak-anak mereka dari pembantaian brutal ekstrimis Budha, dengan senjata seadanya.
Di akhir surat tersebut, ummat Islam Rohingya meminta dunia internasional segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan mereka dari pembantaian sistematis yang dilakukan ekstremis Budha di bawah pembiaran pasukan militer, keamanan, dan pemerintah Burma.
Umat Islam Rohingya menekankan bahwa gerakan yang mendapatkan perlindungan dari pasukan keamanan Budha adalah gerakan 969 dan 789.
Dua tahun lalu dunia diam, karena rezim Militer Myanmar menutup erat-erat wilayah ini dari media luar. Akhirnya ribuan teroris Budha pun menyerang dan melakukan pembantaian terhadap Muslim Rohingya, dengan melakukan pemerkosaan, penjarahan, mutilasi, pembakaran masjid, rumah, dan pasar-pasar mereka, tanpa kepedulian yang cukup dari dunia internasional.
Kini, Biksu Ahsin Wirathu dengan gerombolan teroris 969 dan 789-nya masih bisa melenggang bebas kemana-mana di Myanmar. Semoga Allah Swt melaknat mereka dengan hukuman setimpal.(rz)