Dengan demikian, melihat fakta-fakta sejarah, rangkaian kalimat:
Jakarta adalah satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat.
Penjajahan di Jakarta selama ratusan tahun.
PRIBUMI ditindas dan dikalahkan,
BENAR ADANYA.
Kata PRIBUMI dari bahasa Melayu menunjukkan identas penduduk asli/setempat sesuai dengan definisi yang ditetapkan oleh PBB mengenai indigenous people.
Kata PRIBUMI merupakan kata pengganti untuk kalimat panjang yang tertera di Pasal 26 Ayat 1 UUD ’45, mengenai warga negara, yaitu: “Yang menjadi warga negara ialah ORANG-ORANG BANGSA INDONESIA ASLI dan ORANG-ORANG BANGSA LAIN yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.”
Mengenai definisi Bangsa Indonesia asli atau PRIBUMI, Bangsa Indonesia tidak perlu mengikuti definisi yang ditetapkan oleh para mantan penjajah. Di masa penjajahan, leluhur bangsa Indonesia tidak dianggap sebagai manusia yang mempunyaoi hak, bahkan diperjual-belikan sebagai budak di negeri sendiri.
Bangsa Indonesia adalah BANGSA PEMENANG yang berhasil mengusir penjajah untuk menjadi TUAN DI NEGERI SENDIRI. Pemenang yang menulis sejarah, dan pemenang yang menentukan segalanya, termasuk semua definisi. Hukum-hukum internasional hanya berlaku untuk negara yang kalah perang.
Jadi, bukan kata PRIBUMI yang membuat panik pada sejumlah orang di Indonesia Yang membuat panik sebenarnya adalah kalimat berikutnya, yaitu:
“…Kini saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri … kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme. Kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan, di IBUKOTA INI.”
Kelihatannya, kalimat ini yang dianggap sebagai “pesan” untuk kelompok tertentu, yang membuat mereka panik, dan mengerahkan sebaga upaya untuk mulai “menggoyang” Gubernur DKI yang baru dilantik.
Mengenai siapa-siapa saja yang kemungkinan PANIK mendengar “pesan” ini, silakan baca CATATAN AKHIR TAHUN 2015, yang telah saya up-load ke weblog dangan judul: MEREKA YANG TIDAK PERNAH MEMILIKI NASIONALISME
http://batarahutagalung.blogspot.co.id/2015/12/mereka-yang-tidak-pernah-punya.html )
MERDEKA!!!
SALAM PRIBUMI NUSANTARA INDONESIA
(kl/ts)
Penulis: Dr. Bathara Hutagalung, Sejarawan Senior Indonesia.