Mereka merupakan suku Arab Ty dan memang sudah turun-temurun berkecimpung dalam dunia politik. Tahun 1930, ayahnya memenangkan pemilu dan menjadi perdana menteri. Saudara-saudaranya yang lain mendapat banyak posisi strategis dalam sejarah politik Iraq. Ia bisa dibilang terlibat penuh dalam upaya penggulingan Saddam Hussein.
Chalabi sangat mengagumi dan mencintai Iraq. Ia sangat menginginkan revolusi di Iraq namun Iraq menjadi ladang pembantaian oleh tentara AS pun bukan opsi yang ia inginkan. "Saddam adalah konspirator besar. Ia menyuap semua pejabat pemerintah dan militer Iraq untuk menguasai Iraq." tutur Chalabi. Ketika ia memasuki Partai Kurdi, ia tahu bahwa partai ini tidak akan bisa melakukan apa-apa. Saddam memosisikan dirinya sendiri dalam tiga hal: teror, dukungan luar negeri, dan uang. Chalabi mengetahui benar hal ini karena ia bekerja pula untuk Saddam.
Apa yang diinginkan oleh Chalabi setelah berhasil menggulingkan Saddam? "Saya tidak pernah ingin menjadi presiden Iraq, ataupun perdana menteri. Bagi saya, cukup menjadi seorang ilmuwan. Tujuan saya dalam perubahan di Iraq adalah membantu rakyat Iraq." ujarnya. Ketika Iraq berubah menjadi buram karena ulah AS yang menginginkan kependudukan, Chalabi menjadi orang yang paling menderita. Apalagi ketika Iraq berkubang dalam korupsi, baik di kalangan para pejabat Iraq sendiri ataupun AS.
Setelah AS, Chalabi sangat membenci PBB. Menurut Chalabi, PBB telah juga menyebabkan neraka di Iraq. Berbicara masalah PBB, Chalabi pasti akan menyebutkan Kofi Anan. Sekjen PBB itu juga ikut terlibat dalam aksi penyuapan dan korupsi yang banyak terjadi oleh Saddam.
Saat ini Chalabi menjadi seorang pengusaha. Ia menjual perangkat lunak komputer dan mendirikan sebuah perusahan yang bergerak di bidang teknologi. "Bagi saya, uang hanya sekadar memenuhi kebutuhan mendasar hidup."
Ada satu hal yang paling ia inginkan dalam hidupnya sekarang ini. Yaitu bertemu dengan George Bush. Jika ia bertemu dengan mantan presiden AS itu, ia akan mengatakan, "Terima kasih untuk menggulingkan Saddam, namun saya murka dengan apa yang Anda lakukan setelahnya di Iraq." Menurut Chalabi, jelas AS harus bertanggung jawab. "Bush adalah orang dengan sedikit keahlian dan sedikit pula pengetahuannya." ujarnya menggambarkan Bush.
Setelah PBB, Chalabi juga membenci Iran. Iran mendapatkan keuntungan yang banyak dari jatuhnya Saddam. "Saya yakin, Saddam tidak akan pernah bisa dikalahkan oleh AS jika AS tidak bekerja sama dengan Iran." (habis)
(sa/ahyt)