Para pejabat Iraq pun tak lepas dari kompetisi memperkaya diri sendiri ini. Selama akhir tahun 2004 dan awal 2005, Dr. Ahmad Chalabi menemukan bahwa telah terjadi pengiriman uang dalam jumlah besar-besaran dari Baghdad ke Beirut. Jumlahnya jutaaan dollar AS. Chalabi menuturkan bahwa yang ia sinyalir sebagai pelaku korupsi terbesar di Iraq setelah masa kependudukan adalah Menteri Pertahanan Iraq, Hazzem al-Sha’lan. Orang inilah yang memelopori pengiriman uang tersebut.
Karena merasa tersudut, Al-Sha’lan menangkap Chalabi dengan tuduhan penghinaan. Namun, Chalabi segera mendapatkan perlindungan dari Ibrahime al-Ja’afari, tokoh yang kemudian membentuk pemerintahan Iraq baru, dan Chalabi diangkat sebagai deputinya. Setelah mendapat legalitas dari pemerintah baru, Chalabi segera mengecek ke Bank Al- Rafedeen, cabang Bank-Zurich, Swiss. Dari hasil penyelidikannya, Chalabi menemukan korupsi sebesar 3 juta dinnar dalam bentuk deposito dan 1,126 milyar dollar AS dalam bentuk tunai, serta 35 cek yang siap diuangkan. Selain itu, Chalabi juga mengusut transfer-transfer yang terjadi selama enam tahun belakangan di Iraq. Ditemukan tiga transfer besar di Bank Al-Iskan, Yordan dengan nominal sebesar 481 juta dollar, 100 juta dollar, 480 juta dollar. "Jumlahnya mungkin mencapai 1.6 trilyun dollar di Bank ini saja," ujar Chalabi. Pada tahun 2005, Chalabi juga menemukan pengeluaran sebesar 295 dollar untuk pembelian peralatan yang tak ketahuan juntrungannnya. Penelitian Chalabi sangat akurat sehingga menjaid isu besar di Iraq.
Dan jangan dilupakan, minyak. "AS bertanggung jawab atas minyak Iraq," ujar Chalabi. Menurutnya, korupsi dan penggelapan minyak di Iraq oleh AS sangat besar dan bahkan mungkin yang paling terbesar dalam sejarah penggelapan aset di suatu negara. AS juga menguasai listrik, senjata, dan peralatan negara. Chalabi mencatat, sektor-sektor ini benar-benar parah korupsinya
Apa selanjutnya Iraq setelah kependudukan? Chalabi menyebutkan hal pertama yang diingat oleh rakyat Iraq adalah keterlibatan negara-negara sekitar Iraq dalam penggulingan Saddam. Iran menempati tempat pertama. Dalam perkembangannya, rakyat Iraq sesungguhnya merasa aneh, bagaimana bisa sebuah negara yang sekarang tengah merasa diperangi oleh AS (dan Israel) tapi ikut terlibat dalam rencana pembunuhan dan destruksi massal umat Islam di Iraq? Chalabi bahkan berani menyebutkan bahwa presiden AS adalah sahabat Iran. Setelah Iran, ada Siria, Yordan dan Arab Saudi. AS dalam satu sisi, kemudian merasa kehilangan arah dan isyu di Iraq. Dengan segera mereka membentuk opini tentang Al-Qaidah.
Setelah masa kependudukan Arab, bahkan Iran mempunyai pengaruh lebih buruk lagi terhadap Iraq. Keberadaan kaum syi’ah yang ada di Iraq menjadi salah satu penyebabnya. Kaum Syi’ah Iraq dipercayai lebih loyal terhadap Iran daripada Iraq sendiri. Pada akhirnya sentimen golongan tidak bisa dipisahkan pada permasalahan Iraq sebenarnya. Seperti diketahui, pada waktu Saddam berkuasa, kaum Syi’ah sama sekali tidak diberi ruang dikarenakan penyimpangan aqidah. Ketika Saddam jatuh, maka kaum Syi’ah seolah-olah membalas dendam kepada kaum Sunni. Mereka sengaja membuat isyu yang meminggirkan kaum Sunni lebih dekat kepada Al Qaidah sebagai pelindung setelah kejatuhan Saddam.
Peran AS dalam hal ini juga sangat besar. AS membuat peta koalisi dan kekuatan di Iraq menjadi berantakan. Ketika membentuk pemerintahan sementara, AS sengaja mencampuradukan semua kepentingan dan kekuatan sehingga banyak terjadi benturan dalam pemerintahan itu, yang ujung-ujungnya membuat semua pejabat Iraq yang beraliran Sunni tidak punya pilihan lain selain memilih Syi’ah sebagai referensi kekuatan yang harus diikuti di Iraq. Tapi di satu sisi, kemunculan kaum Syi’ah di Iraq ini membuat Paul Bremer juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Tujuan AS di Iraq adalah membuat draft konstitusi kependudukan dan melaksanakan pemilu. AS merancang pembuatan ini di Jepang selama enam hari. Chalabi jelas menolak ini, dan mengancam akan menolak bekerja sama. Chalabi menegaskan bahwa konstitusi Iraq harus ditulis oleh bangsa Iraq yang terpilih dalam pemilu. (bersambung)
(sa/alhyt)