Mantan Presiden AS George W Bush akhirnya berbicara di ruang publik membela beberapa keputusannya yang paling kontroversial. Ia melakukan wawancara televisi pertama kalinya sejak lepas tugas.
Dia mengatakan kepada jaringan NBC bahwa penggunaan teknik interogasi waterboarding telah mencegah serangan teroris dan menyelamatkan banyak nyawa.
Bush, yang juga menerbitkan memoarnya Decision Points, mengatakan invasi ke Irak pada tahun 2003 itu tidak salah.
Dia menambahkan bahwa sejarah akan menghakimi dia sebagai seseorang yang sukses, tetapi ia akan mati pada saat itu.
"Saya hanya tidak ingin kesana lagi," katanya kepada Matt Lauer dari NBC ketika ditanya tentang ketidakhadirannya dari media sejak ia meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2009.
"Saya tidak ingin kembali pada apa yang saya sebut ‘rawa’," katanya.
Waterboarding Legal
Menyoal penyiksaan waterboarding yang ia lakukan, Bush mengatakan bahwa hal itu legal menurut hukum sesuai dengan saran penasihat hukumnya.
"Dia mengatakan bahwa waterboarding bukan tindakan anti-penyiksaan. Saya bukan pengacara. Tapi Anda harus memercayai penilaian orang di sekitar Anda, dan itu saya lakukan," kata Bush.
"Saya akan mengatakan ini: menggunakan teknik tersebut menyelamatkan banyak kehidupan. Tugas saya adalah untuk melindungi Amerika, dan itu saya lakukan…"
Kelompok hak asasi manusia mengecam teknik interogasi ini. Steve Ballinger, dari Liberty, mengatakan Bush bersalah karena mengatakan waterboarding dibenarkan "sebab penyiksaan adalah ilegal di bawah hukum internasional".
"Ini benar-benar dilarang dalam segala situasi konvensi PBB melawan penyiksaan dan Amerika Serikat merupakan negara yang tidak boleh melakukannya," tambahnya.
Lauer kemudian bertanya kepada Bush tentang kegagalan menemukan senjata pemusnah massal di Irak setelah penyerbuan tahun 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein.
"Apakah pernah ada pertimbangan untuk meminta maaf kepada rakyat Amerika?" Lauer bertanya.
"Maksud saya, meminta maaf pada dasarnya akan mengatakan keputusan itu salah," jawab Bush. "Dan saya tidak percaya itu adalah keputusan yang salah."
Bush mengatakan akan perlu waktu sebelum sejarah mampu menilai kepresidenannya.
"Saya harap saya dinilai sukses. Tapi saya akan mati, Matt, ketika mereka akhirnya menganggap saya sukses," Katanya.
Ekonomi buruk
Dalam memoarnya, Bush mengakui kesengsaraan ekonomi yang ia tinggalkan kepada suksesornya, Barack Obama, merupakan "salah satu cara yang jelek untuk mengakhiri kepresidenan".
Tapi ia menolak tuduhan bahwa bailout bank, yang dikenal sebagai Tarp—the Troubled Asset Relief Program—merupakan proyek buang-buang uang rakyat.
"Tarp mengirimkan sinyal yang jelas bahwa kami tidak akan membiarkan sistem keuangan Amerika gagal," tegasnya.
Dalam bulan-bulan terakhir masa kepresidenannya, ia berharap Amerika Serikat bisa menghindari resesi, bahkan mengibaratkan seperti "rumah kartu yang akan segera runtuh".
Dia membela kebijakan-kebijakan ekonominya terhadap tuduhan oleh konservatif fiskal, termasuk gerakan Tea Party, yang mengatakan ia menyia-nyiakan kelebihan yang ditinggalkan oleh pemerintahan Clinton pada tahun 2001.
"Setelah resesi dan serangan 9 / 11, hanya ada sedikit surplus yang tersisa," tulis Bush.
Dalam wawancara televisi, Bush juga mengungkapkan ia terlibat klash dengan wakil presidennya, Dick Cheney.
Bush menolak untuk memaafkan Lewis "Scooter" Libby, yang dihukum sumpah palsu dan obstruksi sehubungan dengan bocornya identitas mata-mata CIA.
Namun Bush mengatakan persahabatannya dengan Cheney telah pulih seperti sedia kala. (sa/bbcnews)