Eramuslim.com – Saat ini umat Islam di seluruh dunia tengah menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan. Pada saat yang sama pula, otoritas China kembali melakukan tindakan keras terhadap puasa dan sejumlah praktik keagamaan oleh minoritas Islam di sana.
Poin Utama Muslim China
Poin utama:
– Puasa dan praktek lain yang berafiliasi keagamaan dipandang sebagai “tanda-tanda ekstrimisme”
– Otoritas China telah lama memandang agama yang terorganisir sebagai ancaman terhadap loyalitas partai
– Pengawasan dan penahanan massal telah meningkat selama tiga tahun terakhir di Xinjiang
Menurut organisasi Human Rights Watch dan para aktivis, pembatasan itu terutama diberlakukan di Provinsi Xinjiang yang mayoritas penduduknya Muslim, di mana otoritas China seringkali tinggal di rumah keluarga Muslim untuk menekan kegiatan keagamaan mereka.
Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis akhir pekan lalu, otoritas China memandang puasa Ramadhan – bersama dengan aktivitas lain yang berafiliasi keagamaan termasuk jenggot, jilbab, sholat 5 waktu, dan larangan konsumsi alkohol – sebagai “tanda ekstrimisme”.
“Semua ini bisa membuat Anda berada di salah satu kamp penataran Xinjiang, yang oleh pemerintah disebut ‘pusat transformasi-melalui-pendidikan’,” kata laporan itu.