Eramuslim.com – Selama lebih dari dua puluh tahun Bill Gates dan Yayasannya, Yayasan Bill dan Melinda Gates (BMGF) telah memvaksinasi jutaan anak-anak di daerah terpencil di negara-negara miskin, kebanyakan di Afrika dan Asia. Sebagian besar program vaksinasi mereka tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan, bahkan menyebabkan penyakit seperti polio di India dan mensterilkan wanita muda di Kenya, dengan vaksin tetanus yang dimodifikasi. Banyak anak meninggal. Banyak program dilaksanakan dengan dukungan WHO dan tentu saja Badan PBB yang bertanggung jawab untuk Perlindungan Anak, yaitu UNICEF.
Demikian dikemukakan Peter Koenig, analis ekonomi dan geopolitik. Kepakarannya di bidang sumber daya air dan lingkungan menjadikannya pernah bekerja selama lebih dari 30 tahun bersama Bank Dunia (WB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di seluruh dunia.
Sebagian besar kampanye vaksinasi ini dilaksanakan tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dari anak-anak, orang tua, wali atau guru, atau dengan izin-informasi, dari otoritas pemerintah masing-masing. Akhirnya, The Gates Foundation pun digugat oleh negara-negara seperti Kenya, India, Filipina – dan banyak lagi.
Masih menurut Peter Koenig, yang juga dosen di beberapa universitas di AS, Eropa dan Amerika Selatan, Bill Gates memiliki citra aneh tentang dirinya sendiri, karena menganggap dirinya sebagai Mesias yang menyelamatkan dunia melalui program vaksinasi dan melalui pengurangan populasi.
Waktu itu, ketika Laporan Rockefeller 2010 dikeluarkan, dengan Skenario “Lock-Step” yang lebih terkenal, tepatnya skenario yang kita jalani saat ini, Bill Gates berbicara di sebuah acara TED di California, “Innovating to Zero!” tentang penggunaan energi.