Terguncang oleh peristiwa serangan 9 / 11—10 tahun silam—dan permusuhan Barat terhadap Muslim, keingintahuan rakyat Amerika akan Islam telah membawa mereka untuk memeluk satu-satunya agama tauhid di muka bumi ini.
"Rasanya gila melakukan hal itu," kata Johannah Segarich, kepada Huffington Post.
"Saya adalah seorang wanita setengah baya yang profesional, sangat independen, sangat kontemporer, dan di sini saya beralih agama, yang pada titik tertentu begitu dicaci maki."
Segarich terkesima oleh berita bahwa serangan 9 / 11, yang diklaim oleh Al-Qaeda, dilakukan oleh Muslim.
"Agama macam apa itu yang menyuruh orang untuk melakukan (hal sekeji) itu?" Segarich mengingat reaksi pertamanya terhadap berita tersebut.
Penasaran, wanita Amerika ini memutuskan untuk mempelajari Islam lebih dalam. Ia mulai membuka Alquran.
"Sampai akhirnya saya sampai pada keputusan (untuk masuk Islam)," kenangnya.
Beberapa minggu kemudian, instruktur musik kelahiran Utah ini mulai mempelajari Islam.
Hanya beberapa bulan kemudian, dia memutuskan untuk mengucapkan Syahadat dan memeluk Islam.
Segarich tidak sendirian.
Angela Collins Telles memutuskan untuk memeluk Islam setelah melihat hiruk-pikuk anti-Islam tumbuh pasca 9 / 11.
"Saya melihat negara saya mengutuk orang-orang ini sebagai teroris dan penindas perempuan, dan saya tidak bisa memikirkan apa pun lagi," katanya.
"Dan saya merasa perlu untuk berdiri dan membela mereka."
"Tapi kemudian saya menyadari bahwa saya tidak bisa berdebat tanpa pengetahuan."
Pada titik ini, Collins Telles mulai mempelajari Islam untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Setelah melakukan kajian yang cukup mendalam, ia memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.
"Konsep Tuhan adalah hal yang paling indah, dan konsep yang sesuai dengan apa yang saya percayai," katanya.
Di Chicago, ada Kelly Kaufmann yang memiliki pengalaman serupa ketika ia harus membela Muslim melawan tuduhan sebagai anti-perdamaian.
"Saat itulah saya menyadari, jika saya mengambil hal tersebut secara pribadi, saya pikir saya harus siap," katanya.
Kaufmann memutuskan untuk mempelajari Islam setelah dikritik oleh kerabatnya karena menjadi relawan untuk kampanye presiden Presiden Obama, karena mereka percaya ia adalah seorang Muslim.
Squires Trisha, yang menjadi Muslim bulan lalu, juga merasakan reaksi permusuhan yang keras karena masuk Islamnya itu.
"Ibu baptis dari anak-anak saya akan menjadi seorang Muslim?" ia ingat reaksi teman dekatnya yang kecewa.
Survei di Amerika Serikat telah mengungkapkan bahwa mayoritas orang Amerika hanya tahu sedikit tentang Islam.
Namun, sebuah jajak pendapat Gallup baru-baru ini, menyebutkan bahwa 43 persen orang Amerika mengaku merasa setidaknya berprasangka buruk terhadap Muslim.
Namun, beberapa orang yang baru masuk Islam, ternyata tidak terpengaruh oleh sikap permusuhan.
"Saya tidak pernah peduli kalau saya diterima atau tidak," kata Collins Telles, yang sekarang tinggal di Brazil bersama suaminya, yang juga memeluk Islam setelah bertemu dengannya.
"Saya tahu bahwa saya telah menemukan Tuhan, dan itu semua yang saya inginkan."
Meskipun jumlah yang masuk Islam sulit untuk diperhitungkan, pengamat memperkirakan bahwa sebanyak 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahunnya.
Menurut para ahli, mayoritas mualaf pasca 9/11 adalah perempuan.
Vaqar Sharief, yang ditugaskan untuk membuat data untuk menghitung orang Amerika yang masuk Islam mencatat bahwa terdapat empat atau lima orang Amerika yang masuk Islam setiap bulannya. (sa/onislam)