Eramuslim.com – Para kafir harby sering kali menuduh Ayat Alqur’an tidak ilmiah berkaitan dengan anggapan bahwa menurut Alqur’an bumi itu datar. Berikut ini dalil Alqur’an yang biasa mereka pakai:
- Surah Al-Hijr 19:
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr 19:
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (Al-Hijr 19)
Nah lihatlah, kata mereka, bukankah ayat ini dengan gamblang telah menjelaskan bahwa bumi itu terhampar, dan tidak dikatakan bulat…! Kemudian mereka pun dengan enteng mengkafirkan semua orang yang berseberangan faham dengan mereka.
Pada surat Al-Hijr ayat 19 tersebut, dikatakan bahwa Allah telah menghamparkanBumi. Disitu tidak ada dikatakan bagian yang dihamparkan adalah bagian bumi tertentu, tetapi yang terhampar adalah bumi secara mutlak.
Sehingga dengan demikian, jika kita berada di suatu tempat dibagian manapun dari pada Bumi itu, baik di sisi selatan, barat, utara, dan timur, maka kita akan melihat bahwa bumi itu datar saja, seolah-olah terhampar di hadapan kita.
Kemudian jika kita berjalan dan terus berjalan dengan mengikuti satu arah yang tetap, maka bumi itu akan terus menerus kita dapati terhampar di hadapan kita sampai suatu saat kita kembali ke tempat semula saat awal berjalan. Hal ini telah jelas membuktikan bahwa justru bumi itu bulat adanya.
Selanjutnya, jika Bumi itu adalah sebuah hamparan seperti karpet atau tikar, maka jika ada orang yang melakukan perjalanan lurus satu arah secara terus menerus, maka orang itu pada akhir perjalanannya akan sampai pada ujung Bumi yang terpotong, dan tidak akan pernah kembali ke tempatnya semula, di mana dia memulai perjalanannya yang pertama dulu.
Penelitian dan pengalaman manusia telah membuktikan bahwa perjalanan yang dilakukan secara terus-menerus ke satu arah tertentu tidak pernah menemukan ujung dunia yang terpotong, melainkan terus menerus yang ditemukan hanyalah hamparan demi hamparan di tanah yang dilalui, untuk kemudian perjalanan itu berakhir pada tempat semula saat perjalanan pertama dimulai. Hal ini tidak mungkin dapat terjadi jika saja Bumi itu tidak bulat keberadaannya.
- Surah Al-Baqarah 22:
Adalah firman Allah pada surat Al-Baqarah 22:
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al-Baqarah 22)
Perhatikan kata-kata “bagimu”. Al-Qur’an dalam hal ini, tidak sekedar mengatakan bahwa bumi itu hamparan umpama karpet saja, kemudian berhenti pada kalimat itu, tapi ada kata tambahan lain yaitu “bagimu”. Artinya, bagi kita manusia yang tinggal di atas permukaan bumi ini, bumi terasa datar. Walaupun, bumi itu pada kenyataannya adalah tidak datar. Hanya terasa datar bagi kita manusia. Terasa datar bukan berarti benar-benar datar.
Penjelasan kata “karpet (firasy)” bagimu bukankah bisa diartikan sebagai sesuatu yang berfungsi untuk diduduki atau dipakai tidur dengan aman dan nyaman. Kata firasydalam bahasa Indonesia dapat diartikan karpet, atau ranjang adalah sesuatu yang nyaman dan aman dan dipakai untuk tidur.
Nampaknya arti seperti ini dapat dipakai, sebab keberadaan struktur Bumi ini memang berlapis-lapis. Bagian intinya sangat panas dengan suhu ribuan derajat celcius yang mematikan.
Namun demikian, pada bagian lapisan paling atas, ada sebuah lapisan keras setebal 70 kilometer yang disebut lapisan kerak bumi yang paling aman dan nyaman, dengan suhu yang aman pula bagi kehidupan.
Seolah-olah lapisan bumi bagian atas itu adalah ‘karpet’ atau ‘ranjang’ yang terbentang luas dan melindungi manusia serta seluruh makhluk Allah yang berada di atasnya, aman dari bahaya lapisan bumi bagian dalam yang cair, yang sangat panas lagi mematikan itu.
- Surah Qaaf 7:
Adalah firman Allah pada surat Qaaf 7:
“Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata…” (Qaaf 7)
Penjelasan tentang surah ini bisa dilihat dipembahasan berikutnya dibawah.
- Surah An-Naba 6-7:
Adalah firman Allah pada surat An-Naba’ 78 : 6-7
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan,… (An-Naba’: 6)
…….dan gunung-gunung sebagai pasak?” (An-Naba’: 7)
Penjelasan tentang surah ini bisa dilihat dipembahasan berikutnya dibawah.
- Surah Al-Ghasyiyah 20
Adalah firman Allah pada surat Al-Ghasyiyah 20:
“Dan bumi bagaimana dihamparkan?” (Al-Ghasyiyah 20)
Penjelasan tentang surah ini bisa dilihat dipembahasan berikutnya dibawah.
Pengertian bahasa Arab berbeda dengan pengertian bahasa Alquran
Memang secara tekstual, bunyi ayat-ayat di atas mengatakan bahwa Bumi ini terhampar, seumpama firasy, karpet, atau tempat tidur. Namun, apakah sesederhana itu sajakah memahamkan ayat Al-Qur’an? Apakah memahamkan al-Qur’an yang agung cukup secara tekstual saja, kemudian mengabaikan arti kontekstualnya?
Kalau demikian, yakni Al-Qur’an hanya difahamkan secara tekstual saja, maka pasti akan hilanglah kehebatan dan keagungan Al-Qur’an itu. Padahal ada banyak ayat suci Al-Qur’an dan hadis yang mendudukkan derajat orang-orang berpengetahuan berada beberapa tingkat di atas orang awam.(Bersambung/Kl)