Nampaknya penyebaran tuduhan terhadap Cina sebagai penyebar senjata biologis Covid-19, yang dilancarkan beberapa tokoh sayap kanan AS, dimaksudkan untuk membangkitkan kembali situasi Perang Dingin jilid kedua. Terutama dimotori oleh dua jaksa distrik negara bagian Missouri dan Missisipi. Yang mana keduanya telah melayangkan gugataan kepada pemerintah Cina atas kerusakan yang terjadi akibat wabah Covid-19. Tentu saja hal itu dilakukan sekadar untuk menggalang opini anti Cina.
Lebih gilanya lagi, perang yang dilancarkan oleh Kementerian Luar Negeri dan Gedung Putih terhadap badan kesehatan dunia WHO, nampaknya bertumpu pada progaganda yang dilancarkan Falun Gong, yang mengklaim bahwa WHO telah menjadi alat politiknya Cina. Yang mana tiga pucuk pimpinan WHO jadi sasaran tembak dari para tokoh sayap kanan AS seperti: Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesuas, Asisten Direktur Jenderal Dr. Bruce Aylward, dan Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO Dr. Michael Ryan. Ketiganya dituding sebagai para influenser Cina.
Pemimpin spiritual Falun Gong, Li Hongzhi, gambaran tipikal dari sosok pemimpin kultus keagamaan, tinggal di kota New York, dan berstatus Permanent Resident di AS. Li Hongzhi, mengklaim mendapat kekuatan supranatural sejak usia 8 tahun. Melalui kekuatan supranaturalnya itu, Li mengaku bisa berjalan melalui dinding dan melayang di udara.
Yang mencurigakan dari manuver Falun Gong adalah berita yang dilansir oleh surat kabar corong Falun Gong, The Epoch Times. Surat kabar ini menulis bahwa Covid-19 bukan berasal dari pemerintah Cina, namun ditujukan untuk menghancurkan Partai Komunis Cina maupun jaringan internasional pendukungnya. Menurut tulisan The Epoch Times, beberapa wilayah yang terkena wabah Covid di luar Cina, merupakan mereka-mereka yang punya hubungan erat dengan Partai Komunis Cina. Baik yang mendukung Partai Komunis Cina di bidang perdagangan, investasi maupun dalam membantu citra internasional Partai Komunis Cina.
Mengapa New York termasuk hot zone wabah Covid? Karena kota ini punya tautan erat secara finansial dengan pemerintah Cina, dan adanya PBB dan Wall Street yang mana Wallstreet, menurut artikel The Epoch Times, secara diam-diam membantu keuangan Cina sehingga negara tirai bambu itu bisa bertahan hingga kini.
Lebih mengerikannya lagi, entah ini hanya retorika propaganda, atau memang benar-benar akan dilakukan, Falun Gong melalui The Epoc Times, menyerukan pembersihan unsur-unsur penyusup dari Partai Komunis Cina di New York. Maka itu mereka akan menargetkan selain Wallstreet, juga MSCI (Morgan Stanley Capital International), FTSE Russell, Bloomberg Index, dan JP Morgan. Serta tak ketinggalan markas PBB New York. Singkat cerita, Falun Gong dan media corongnya The Epoch Times, menyerukan agar menjauhkan diri dari elemen-elemen pendukung Partai Komunis Cina.