Masih ingat bakiak? Terompah kayu itu kerap terlihat di masjid dan pesantren di Nusantara. Berbahan kayu dan karet bekas ban, bakiak menjadi alas kaki murah dan aman untuk ditempatkan di tempat wudhu.
Saya tak menyangka akan menemukan bakiak di Suriah. Tapi betul, di Masjid Salma yang pernah diserang 500 kali itu memang ada beberapa pasang bakiak. Bentuk dan desainnya pun mirip dengan bakiak Indonesia.
Entah mana yang duluan. Apakah bakiak kita dibawa dari Timur Tengah, ataukah Suriah mengimpor bakiak dari Indonesia. Tak ada narasumber yang bisa diwawancarai soal itu. Bakiak-bakiak malang itupun kini tergeletak tak beraturan di tangga masjid yang kini sepi dari jamaah.
Kerapnya masjid diserang membuat orang khawatir akan keselamatannya. Panggilan adzan pun tak terdengar lagi karena listrik telah diputus. Gardu dan instalasinya berantakan dihajar bom. Tiang-tiangnya patah terkena serpihan mortar.
Kenangan masa kecil bakiak di masjid sebelah rumah pun terlintas di benak saya. Namun kenangan itu disertai aroma pilu melihat nasibnya yang kini merana. Tak ada lagi yang mengenakannya karena ancaman kematian bagi jamaah masjid di Suriah.
– Ustadz Fahmi Suwaedi, Laporan eramuslim dari Suriah