Dalam konteks ini, menarik menyimak cara pandang Stephen Riadi, salah satu putra Taipan Indonesia Mochtar Riadi, yang punya jaringan kuat dan solid dengan Hongkong. Dan pada 1990a-n tercatat pernah menjadi taipan Indonesia ranking teratas investor Indonesia yang menanam modal di Cina. Menurut Stephen Riadi yang basis operasi bisnisnya berada di Hongkong, punya sebuah cara pandang yang menarik. Dalam pandangannya, masa depan Asia merupakan perputara Segi Tiga Emas, Yang paling utara meliputi Jepang, Korea, dan Cina Timur Laut.
Adapun Segi Tiga Tengah terdiri dari Hongkong, Taiwan, dan Cina Selatan. Yang paling Selatan meliputi Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Dalam hal ini, Stephen yang tergabung dalam LIPPO Group bersama Mochtar Riadi dan saudaranya, James Riadi, berkubu di Segi Tiga bagian Selatan. Yang merupakan basis asal-usulnya. Selain fakta bahwa Segitiga bagian Utara sudah berada dalam genggaman dominasi Jepang.
Dengan begitu, menurut sudut pandang Stephen Riadi yang dalam hal ini bolehlah kita baca mewakili strategi global ekonomi-bisnis para Cina rantau yang bersifat non-negara namun sejatinya merupakan para kapitalis berbasis korporasi, maka Segitiga Emas bagian Selatan menjadi basis untuk membangun imperium para Taipan, baik sebagai kekuatan bisnis maupun kekuatan modal keuangan yang luarbiasa.
Bersinerginya RRC dengan Hongkong, Taiwan dan Singapura yang mana didukung oleh Cina Rantau sebagai tenaga penggerak kekuatan bisnis dan keuangan, pada perkembangannya akan menjelma menjadi Adidaya Ekonomi Baru di Asia Pasifik, Afrika, Amerika Latin, dan yang belakangan semakin solid, dengan Iran yang notabene berada di kawasan Teluk Persia.
Skema Jalur Sutra yang mulai dicanangkan Presiden Xi Jinping sejak 2014 lalu sebagai strategi nasional, barang tentu merupakan bagian yang terintegrasi dengan skema One Country Two System yang digariskan Deng Xiaoping seturut bergabungnya kembali Hongkong. Strategi nasional yang kemudian dikenal dengan Silk Road Maritime Initiatives itu, sejatinya merupakan kombinasi dua langkah strategis yang berpadu jadi satu. Yaitu menciptakan konektivitas geografis dengan kerjasama ekonomi dan perdagangan, bahkan meluas menjadi kerjasama sosial-budaya.
Ketika Maritime Silk Road Initiatives dikembangkan dalam program bernama One Belt One Road atau Belt Road Initiatives, maka AS dan Blok Barat yang selama ini sudah jauh lebih dahulu memainkan peran sebagai kekuatan hegemoni global, sangat masuk akal untuk khawatir.
Dalam pemetaan lokasi geografis, Jalur Sutra membentang dari Xinjiang ke Eropa. melalui beberapa rute lintasan. Seperti misal, mengapa AS dalam persekutuannya dengan Australia dan Inggris dalam skema AUKUS, merasa perlu untuk membelah TIbet dan Xinjiang. karena Tibet termasuk Jalur lintasan Jalur Sutra yang lokasi geografisnya terletak di Utara dalam wilayah Cina paling Barat. Berbatasan di Utara dan Barat dengan lima negara Muslim di Asia Tengah yaitu Kyrgyzstan, Kazakhstan, Tajikistan, Turkemistan, Afghanistan dan Pakistan.
Dalam perspektif geopolitik Cina, Jalur Sutra memang bukan saja rute dagang dan rute keamanan, melainkan juga berpotensi jadi rute kontak budaya antarnegara jika menelisik kembali kerjasama antara Cina dan negara-negara Asia lainnya.