Eramuslim.com – Dalam Focus Group Discussion yang rencananya akan diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada 5 November 2020 mendatang, menaruh perhatian khusus terhadap rencana pembangunan pangkalan militer baru Amerika Serikat (AS) di Papua Nugini.
Dalam Term of Reference (TOR) dari FGD bertema Strategi Mengantisipasi Pembangunan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Papua Nugini Dalam Perspektif Pertahanan Negara, para peneliti Balitbang Kemhan berpandangan bahwa rencana tersebut dilatarbelakangi oleh adanya sebuah trend global yang cukup penting di Asia Pasifik. Yaituadanya The New Silk Road atau Jalur Sutra Baru yang diluncurkan pemerintahan Cina pimpinan Xi Jinping, sebuah kebijakan luar luar negeri yang hakekatnya merupakan cermin politik nasional Cina untuk menghidupkan kembali Jalur Sutra lama seraya memperkenalkannya ke dunia internasional melalui sebuah program unggulan The New Silk Road:One Belt One Road. Yang mana di Indonesia dikenal dengan sebutan OBOR.
Sehingga para anggota steering committee Balitbang Kemhan RI berkesimpulan bahwa tren global inilah yang melatarbelakangi pihak AS berenana membangun pangkalan militer baru di Pulau Manus, Papua Nugini, sebagai langkah kebijakan pengimbangan gerak laju kebijakan Cina di Asia Pasifik.
(Baca: TOR Focus Group Discussion Kajian Strategi Mengantisipasi Pembangunan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Papua Nugini Dalam Perspektif Pertahanan Negara)
Dalam kaitannya dengan kepentingan nasional NKRI, ada dua pertimbangan penting yang nampaknya sangat digarsibawahi oleh Balitbang Kemhan RI. Pertama, bagi Indonesia pangkalan militer AS di Papua Nugini seolah menggenapkan belasan pangkalan asing yang sudah ada sebelumnya, yang mengelilingi Indonesia selama ini. Seperti beberapa pangkalan militer asing di sekitar Indonesia yaitu di Pulau Christmas, Pulau Cocos, Darwin, Guam, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kepulauan Andaman, dan Nicobar.
Kedua, mengingat kenyataan bahwa ketegangan yang semakin memanas antara AS versus Cina tersebut berada di dekat wilayah kedaulatan Indonesia, maka adalah sebuah keharusan bagi Indonesia untuk melakukan analisa dan perumusan strategi untuk mengantisipasi potensi ancaman pertahanan menyusul adanya rencana pembangunan Pangkalan Militer AS di Papua Nugini.
Hulu Penyebab Kekhawatiran AS Terhadap Ancaman Dari Cina
Dalam TOR FGD Kemhan RI tersebut juga disinggung bahwa dengan adanya Maritime Silk Road Initiative yang diluncurkan pemerintah Cina, kepentingan ekonomi AS terganggu, sehingga di era pemerintahan Barrack Obama, AS meluncurkan skema tandingan bernama Trans Pacific Partnership (TPP) untuk mengimbangi Cina. Yang bakal mengancam kepentingan AS adalah penguasaannya terhadap Sea Lanes of Trade (SLoT) dan Sea Lanes of Communication (SLoC).