Sesudah perebutan kekuasaan, Madiun menjadi centrum dari pemerintah Komunis dalam Republik Indonesia. PKI melaksanakam aksi pembersihan; semua pemimpin-pemimpin Masyumi dan PNI ditangkap atau dibunuh dengan tidak diperiksa lebih dahulu. Kekejaman mencapai puncaknya tatkala Barisan Warok Ponorogo yang bersenjata revolver dan kelewang masuk Kota (Madiun). Di mana saja anggota Masyumi dan PNI atau orang-orang yang dicurigai ditemui, dengan tidak kenal ampun terus ditembak mati oleh Barisan itu. Kepalanya dipisahkan dengan kelewang dari badannya. Kota [Madiun] merupakan pemandangan yang mengerikan, bangkai manusia yang telah dibunuh dan disiksa berhamparan di sepanjang jalan-jalan raya. Pembunuhan besar-besaran itu berjalan berketerusan selama periode kekuasaan merah.
Pemberontak berkeliaran dalam negara
Sampai hari ini kaum pemberontak Madiun ini berkeliaran dalam negara kita dengan aman. Dapatkah keamanan dipulihkan dan hukum dijalankan kalau kaum pemberontak berjalan dengan leluasa dan menghasut-hasut untuk menimbulkan kekacauan dalam negara kita ini?
Bagaimana sikap Pemerintah dan Jaksa Agung terhadap pemberontak yang nyata ini??? {39} (rol)
————
Keterangan:
Sumber: Aliran Islam. Suara Kaum Progresif Berhaluan Radikal [Nomor Madiun Affair], No. 52 TAHUN KE VII, SEPTEMBER 1953: 26-28, 39. Ejaan disesuaikan. Angka dalam tanda “{ }” merujuk pada halaman asli majalahnya. Kata-kata dalam tanda “[ ]” dan cetak miring merupakan tambahan dari penyalin. Cetak tebal mengikut teks aslinya.
Penyalin: Dr. Suryadi, MA., Leiden University, Belanda