Meletusnya pemberontakan
Formeelnya pemberontakan Madiun dimulai tanggal 18 September 1948, karena pada tanggal itulah terjadinya perebutan kekuasaan di Madiun oleh kaum Komunis dari pemerintah Republik Indonesia. Tetapi yang sebenarnya [terjadi], pemberontakan telah dimulai tanggal 12 September 1948, yaitu dengan cara teratur sekali mereka merebut kekuasaan di desa-desa yang [ada] di sekeliling Madiun. Tanggal 18 September selesailah perebutan kekuasaan atas seluruh Madiun. Dan dari sana kaum Komunis membuat pernyataan untuk menguasai seluruh Jawa dan Republik Indonesia. Kepada rakyat mereka katakan bahwa pemerintahan Sukarno-Hatta telah hancur.
Tanggal 19 September 1948 Presiden Sukarno mengucapkan pidato dan amanat kepada seluruh rakyat Indonesia yang menyatakan pemberontakan kaum Komunis di Madiun terhadap {27} pemerintah Republik Indonesia. Ada dua hal yang penting kita cantumkan dari isi pidato itu di sini, yaitu:
Kaum Komunis mengadudombakan tentara yang Hijrah dengan tentara yang berada di Yogya dengan maksud memecah belah tentara RI, supaya mudah menghacurkan Republik Indonesia.
Membuat Madiun menjadi pangkalan [untuk] merebut kekuasaan atas seluruh Indonesia.
Antara lain Presiden Sukarno berkata dalam pidatonya itu sbb:
Tentara RI yang tetap di pedalaman diadu dombakan orang dengan pasukan-pasukan Hijrah, terutama terhadap pasukan-pasukan Siliwangi.
Orang mengusahakan untuk memecah Tentara kita supaya mudah menggulingkan pemerintah. Sekarang akan saya sampaikan kepada saudara-saudara suatu kejadian yang lebih menyedihkan kita lagi. Kemarin pagi, Muso dan PKI telah melakukan coup di Madiun. Di Madiun telah dirampas kekuasaan dan telah dibentuk suatu pemerintahan Sovyet ala Muso di sana. Perebutan kekuasaan ini mereka anggap sebagai permulaan dari usaha untuk menjatuhkan seluruh pemerintah Republik Indonesia.
Air mata dan darah