Persiapan-persiapan pemberontakan Komunis Madiun, menurut tinjauan kita, dapat dibagi dalam 3 bagi[an]:
Menghasut-hasut rakyat membenci pemerintah Republik [Indonesia] dan memberi janji-janji yang muluk-muluk.
Melakukan infiltrasi ke dalam alat-alat negara.
Mempersiapkan pasukan-pasukan di luar alat-alat negara.
Menghasut-hasut rakyat untuk membeci pemerintah Republik Indonesia adalah geestelijke voorbereiding dari pemberontakan Madiun. Dalam surat-surat kabar dan rapat-rapat, pemimpin Komunis melakukan kritik-kritik yang telah meningkat kepada penghasutan. Kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam masyarakat akibat perjuangan dan revolusi dilemparkan kepada Pemerintah Republik Indonesia yang di waktu itu dipimpin oleh Hatta. Di samping itu, mereka memberikan janji-janji yang muluk-muluk kepada rakyat banyak. Kepada rakyat banyak mereka janjikan perbaikan kehidupan, pembagian tanah bagi kaum tani, memperbaiki kesehatan, memajukan pelajaran, dan lain-lain.
Pendeknya, usahanya dapat disimpulkan kepada dua hal, yaitu hasutan dan janji.
Orang-orang yang mengikuti surat kabar dan pidato-pidato pemimpin PKI sebelum pemberontakan Madiun akan merasakan hal ini dengan sungguh-sungguh. Teristimewa pidato-pidato Muso, gembong pemberontakan Madiun, tanggal 8 September 1948. Pidato itu berisi tiga garis besar, yaitu:
Maki-makian dan hasutan terhadap pemerintah Hatta.
Janji-janji yang bagus terhadap rakyat.
Propaganda untuk membawa rakyat Indonesia ke bawah pimpinan Rusia.
Infiltrasi ke dalam alat-alat negara juga dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh kaum Komunis. Infiltrasi itu dilakukan dengan [cara] mempengaruhi orang-orang yang berada dalam alat-alat negara atau memasukkan kader-kader Komunis ke dalam alat-alat negara seperti tentara dan polisi.
Sewaktu pemberontakan Madiun [terjadi], hal ini telah menjadi kenyataan. Brigade TNI yang berada di bawah pimpinan Letnan Kolonel Dahlan telah menjadi tulang punggung kaum pemberontakan Madiun. Selain infiltrasi ke dalam alat-alat negara, maka kaum Komunis juga mempersiapkan laskar-laskar bersenjata dengan berbagai jalan. Laskar-laskar bersenjata, yang berada di bawah pimpinan Biro Perjuangan Yogya, yang dipimpin oleh Jenderal Mayor Djokosujono, adalah tenaga-tenaga penting bagi persiapan pemberontakan Komunis. Sewaktu pemberontakan Madiun, Jenderal Mayor ini menjadi panglima besar tentara Komunis Madiun.