Hingga kini hipnotise masih dianggap tipuan
Hingga kini, hipnotis masih berada dalam “zona abu-abu” di berbagai belahan dunia, bahkan di negara maju sekalipun. Hipnotis masih dianggap suatu yang “tak mungkin” bagi ilmu pengetahuan modern.
Hal ini dapat juga dilihat dari definisi hipnotis yang memiliki beberapa pengertian, teori dan opini. Misalnya hipnotis adalah tipuan, hipnotis adalah sugesti yang dipercaya menimbulkan efek Plasebo, hipnotis adalah ketidaksadaran sama sekali, hipnotis adalah suatu kesadaran tapi dalam keadaan lumpuh, dan banyak pengertian-pengertian lainnya.
Sementara itu menurut kamus bahasa Indonesia, hipnotis adalah keadaan seperti tidur karena sugesti, yang pada taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali.
Sedangkan menurut kamus katolik modern, hipnotisme merupakan suatu fenomena yang menyebabkan tidur secara buatan, yang mengakibatkan sang korban secara tidak normal dapat terbuka untuk mengikuti saran/sugesti. Subyek hipnosis cenderung didominasi oleh ide-ide dan saran-saran dari yang meng-hipnotis, ketika di induksi dengan sugesti atau sesudahnya.
Buku-buku di berbagai toko buku baik itu di AS, Kanada, Eropa dan banyak negara maju lainnya, masih memasukkan buku tentang hipnotis dalam kelompok “bagian okultisme” atau occult section yang dianggap membahas tentang ilmu sihir atau bahkan ilmu hitam. Jadi itulah salah satu bukti, mengapa hipnotisme atau hypnotism pada saat dunia sudah modern seperti ini, masih dianggap suatu kebohongan atau fake.
Namun pada masa kini, dimana ilmu medis dan psikologi sudah medern dan terdapat banyak alat pendeteksi fungsional otak dan alat-alat canggih sejenisnya, ilmu hipnotis mulai terkuak sejalan dengan ilmu syaraf dan semakin diketahuinya cara kerja otak.
Dari sinilah ilmu psikologi modern dapat menyimpulkan bahwa otak, walaupun orang itu pintar, tetap dapat “ditipu” atau dimanipulasi cara pemikirannya melalui indera lainnya sebagai “alat pengoleksi informasi dari luar” yang diterima otak, dan menjadi lebih mengerti ilmu pengendalian pikiran atau mind control.
Fase REM pada otak yang membuat Sleep Paralysis
Cara kerja hipnotis adalah memanipulasi otak manusia yang sedang dalam keadaan terbangun dan sadar sepenuhnya, dapat memanipulasikannya menjadi masuk pada fase REM atau Rapid Eye Movement yang sebenarnya adalah salah satu fese saat seseorang akan tidur, namun dalam keadaan terjaga, kemudian dapat mensugestikan otak pada perintah khusus.
REM adalah singkatan dari Rapid Eye Movement atau “tidur dengan gerak mata cepat”, yang mana fase ini terjadi ketika memasuki fase “akan memasuki tidur pulas” dimana saat itu indera sudah “tertidur”, namun otak masih dalam keadaan “akan tidur” dan masih dapat mengumpulkan informasi dari luar.
Kriteria dari tidur REM antara lain gerakan mata yang cepat, otot melemas dan gelombang EEG yang cepat dan bertegangan rendah. Fitur ini mudah dilihat dalam sebuah alat bernama polisomnogram.
Pada saat orang terhipnotis, sebenarnya mereka tidak tidur sepenuhnya namun otak disugestikan ke dalam fase REM ini, yaitu dalam keadaan setengah sadar dan masih dapat mendengar, tapi mereka sudah tidak dapat bergerak dan biasanya dengan mata tertutup, walau bisa juga dibuat mata tetap terbuka, tergantung dari kemauan yang menghipnotisnya.
Hal ini terjadi karena pada masa terhipnotis di dalam fase REM, mereka sebenarnya berada pada fase “sleep paralysis” atau “lumpuh ketika tidur” atau “kelumpuhan tidur”. Fase ini biasanya terjadi ketika dalam keadaan akan tidur, mata sudah terpejam, kaki tangan sudah tak bisa bergerak, namun otak masih dalam keadaan sadar, sebelum akhirnya benar-benar tertidur.
Begitu pula pada saat akan bangun tidur, juga terdapat fase “sleep paralysis” ini, seseorang tak bisa dengan mudah bangun tidur kemudian lari. Karena pada fase ini setelah selesai tidur, otak sudah mulai setengah sadar, tapi kaki dan tangan pada tubuh belum siap dan belum dapat bergerak.
Namun pada ilmu hipnotis, bagaimana pada fase “sleep paralysis” itu, manusia yang dalam keadaan sadar sepenuhnya dapat dibuat menjadi “sleep paralysis” dengan seketika dan dapat dikendalikan.
Berbagai macam hipnotis
Ada beberapa teknik hipnotis pada masa kini yang sudah berkembang dan mulai dipraktekkan, seperti menghipnotis secara massl di sebuah panggung atau Stage Hypnosis, juga digunakan untuk berbagai terapi yang dikenal sebagai Hypnotherapy.
Namun hipnotis juga digunakan untuk perkembangan pemikiran atau Accelerated Learning Hypnotic, ada pula yang membuktikan hipnotis dengan cara membuat peserta berperilaku seperti ayam dan binatang lain, menganggap sesuatu sebagai sesuatu yang lain, hingga membuat peserta seakan mabuk oleh hanya segelas air biasa yang disebut sebagai Hypnotic Bar.
Yang paling canggih adalah menggunakan hipnotis ketika mengoperasi pasien tanpa menggunakan obat bius atau tanpa anestesi yang dikenal sebagai Hypnosurgery.
Hypnosurgery adalah nama yang digunakan untuk operasi dimana pasien diberi hipnoterapi daripada anestesi tradisional. Diklaim bahwa hipnosis untuk anestesi telah digunakan sejak tahun 1840-an dimana ia dipelopori oleh ahli bedah James Braid.
Hingga saat ini, laporan media operasi yang sesekali dilakukan di bawah hipnosis masih dilakukan dalam kondisi terkendali dan masih dalam operasi ringan, seperti operasi mata atau operasi gigi serta operasi kecil lainnya. Namun diharapkan metode ini akan semakin berkembang.
Operasi dengan cara ini tak menggunakan obat bius atau yang dikenal sebagai anestesi, dan tetap membuat pasien sadar serta terjaga selama operasi berlangsung, namun pasien tidak merasakan sakit sama sekali.
Jadi, hipnotis dapat memutuskan syaraf pendeteksi rasa sakit tanpa obat bius seperti pada masa kini. Dan yang tak kalah hebatnya adalah tidak ada efek samping. Kemampuan otak sebenarnya memang sangat luar biasa, canggih kan? (editor: IndoCropCircles.com / kompas, intisari)
Source link: Indocropcircles.wordpres.com