Pesawat berhasil mendarat di sungai dengan kondisi tidak mengeluarkan roda pendaratan serta tidak membuka sayap. Saat evakuasi kondisi pesawat mengalami kerusakan pada bagian hidung dan mesin.
Hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat itu menyebutkan pilot yang mengetahui kondisi di luar kokpit seharusnya tidak berupaya menembus awan. Terakhir diketahui awan badai yang berusaha ditembus GA421 itu mengandung es, kondisi ini yang membuat mesin pesawat mati dan tak mau dihidupkan.
Peristiwa mendarat di permukaan air juga dialami pesawat Lion JT904 jenis Boeing 737-300 saat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali dengan asal penerbangan Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Pesawat yang dikendalikan Mahlup Ghazali dan Kopilot asal India, Chirag Kaira, mendarat keras di perairan sebelah barat runway sehingga membuat badan pesawat terbelah menjadi dua bagian. Penumpang pesawat sebanyak 110 orang dan tujuh kru pesawat selamat dalam peristiwa itu, meski sebanyak 45 diantaranya harus menjalani perawatan karena luka-luka.
Investigasi KNKT menyebutkan peristiwa itu disebabkan adanya kabut tebal di ujung landasan. Awalnya kendaraan dikendarai oleh kopilot, namun saat akan mendarat diambil alih oleh pilot. Pilot dinilai tidak mampu membaca secara akurat peristiwa di depannya, lantas mencoba manuver tetapi sudah terlalu dekat dengan ujung landasan sehingga akhirnya jatuh ke laut.
Saksi mata dari sejumlah penumpang, saat itu merasa pesawat akan mendarat seperti biasa. Tetapi kejadian berlangsung sangat cepat, setelah mendengar suara seperti tabrakan, sesaat kemudian badan pesawat sudah pecah menjadi dua dan air laut langsung masuk ke kabin.
Tak mulus
Namun tidak semua gangguan penerbangan entah akibat mesin atau cuaca membuat pilot pesawat bisa dengan mulus mendaratkan pesawat di tengah laut. Dalam beberapa peristiwa kecelakaan penerbangan di atas laut berakibat fatal, pesawat jatuh berkeping-keping bahkan ada yang tidak ketahuan rimbanya.
Mungkin masih ingat Pesawat Malaysia Airlines MH370 yang sampai saat ini tidak pernah ditemukan. Pesawat jenis Boeing 777 ini hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing membawa 227 dan 12 awak pada tanggal 8 Maret 2014. Peristiwa itu bahkan menjadi perhatian dunia mengingat penumpangnya di dalamnya terdiri dari berbagai warga negara.
Pesawat itu lepas landas dari bandara internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada pukul 00.41 dini hari waktu setempat seharusnya dijadwalkan tiba di bandara internasional Beijing Capital pada pukul 06.30 waktu setempat.
Peristiwa hilangnya MH370 sampai saat ini masih menjadi misteri mengingat pesawat masih mengirim posisi terakhir ke pusat pengatur lalu lintas udara melalui transmisi suara. Namun suara yang dikirim pukul 01.19 itu merupakan pesan terakhir setelah pesawat kemudian dinyatakan hilang karena tidak sampai ke bandara tujuan.
Kecelakaan fatal juga menimpa beberapa maskapai di dalam negeri. Tepatnya tanggal 1 Januari 2007, pesawat Boeing 747-400 milik maskapai penerbangan Adam Air juga mengalami kecelakaan di atas laut saat melayani rute Surabaya-Manado.
Pesawat dengan kode penerbangan DHI574 membawa 96 penumpang dan 6 awak berangkat dari Bandara Juanda Surabaya pukul 12.55 waktu setempat, namun pada pukul 14.07 WIB pesawat hilang kontak dan dinyatakan tenggelam di dasar perairan Sulawesi.
Kotak hitam pesawat baru ditemukan pada tanggal 28 Agustus 2007 di perairan Majene, Sulawesi Barat. Investigasi KNKT menyebutkan jatuhnya DHI574 akibat cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu sistem navigasi inersia (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.