Eramuslim.com – Setiap kali menaiki pesawat, biasanya di dalam kantong kursi penumpang terdapat kartu keselamatan berupa satu lembar kertas tebal dengan laminasi berisi gambar-gambar berwarna berikut narasi yang intinya mengenai petunjuk keselamatan selama mengikuti penerbangan.
Para awak kabin sebelum pesawat mengudara biasanya juga memperagakan cara menggunakan alat-alat keselamatan penerbangan di depan para penumpang.
Para awak kabin akan memberitahukan bagaimana cara memasang juga melepas sabuk pengaman, mengenakan masker oksigen dengan benar, memberitahukan di mana lokasi pelampung serta bagaimana untuk mengembangkannya.
Kru pesawat setelah memperagakan prosedur keselamatan juga mengajak kepada penumpang pesawat agar membaca kartu petunjuk keselamatan yang tersedia di setiap bangku.
Tak hanya itu, penumpang yang duduk di dekat pintu darurat akan di-briefing bagaimana cara membuka pintu tersebut apabila terjadi terjadi peristiwa darurat sehingga seluruh penumpang harus segara dievakuasi ke luar pesawat. Orang yang duduk di dekat pintu darurat merupakan orang pilihan dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap penumpang lain di pesawat tersebut.
Kalau membaca dalam kartu keselamatan itu terdapat apa yang harus dilakukan apabila pesawat mendarat di air (laut atau sungai). Selain evakuasi melalui pintu yang tersedia, pintu darurat juga difungsikan apabila terjadi pendaratan di air.
Untuk itu setiap maskapai penerbangan selalu menyediakan pelampung di setiap bangku-bangku penumpang termasuk bagi bayi dan balita.
Dengan demikian setiap pesawat berbadan lebar memang didesain mampu mendarat di air apabila terjadi keadaan darurat. Termasuk seperti dialami pesawat Sriwijaya Air dengan kode penerbangan SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.