Seperti diketahui, tuntutan Taliban terhadap pasukan asing sudah jelas: tinggalkan bumi Afghanistan. Tetapi kemudian, apa yang akan dilakukan oleh Taliban setelah semua pergi meninggalkan tanah air mereka itu? Apakah mereka—Taliban—akan berhasil merepresntasikan keinginan seluruh masyarakat Afghan?
Masyarakat Afghanistan, jujur saja, tidak mengetahui rencana Taliban selanjutnya. Mereka masih terus bertanya-tanya; akankah kembali terjadi perang saudara seperti ketika Russia pergi? Bagaimana dengan kondisi faksi-faksi yang selama ini ada?
Inilah yang sedang didengung-dengungkan oleh media internasional. Alih-alih menanyakan kepentingan AS dan NATO di Afghanistan, mereka malah mempertajam masalah dengan keinginan Taliban yang ingin menguasai Afghanistan. Ada beberapa analisis di sini.
Pertama, tampaknya sejarah akan mengajarkan kepada kaum Mujahidin Taliban bahwa semua tragedi pasca-kepergian Soviet dulu telah memukul mereka sendiri dalam kubangan suram yang menyengsarakan rakyatnya. Ini bukan masalah penerapan syariat Islam yang dicanangkan oleh Taliban, tapi lebih kepada sikap dan keinginan rakyat Afghanistan sendiri.
Jika pun pasukan asing meninggalkan Afghanistan, sepertinya tidak akan mudah dan tidak akan terjadi begitu saja. Pikirlah pula bahwa mereka, mungkin dengan kover yang lain, akan datang lagi di waktu berikutnya.
Jika masyarakat Afhan berkaca pada masa lalu, dimana mereka seharusnya bisa bersatu dalam naungan nilai-nilai Islam, maka niscaya, mereka akan bisa bangkit. Artinya, Taliban diberi kesempatan untuk benar-benar mengelola Afghanistan. Ingat, hanya Taliban-lah sekarang ini yang benar-benar membela rakyat Afghanistan.
Kita tentu melihat bahwa pasca-agresi Soviet, rakyat Afghanistan diam-diam mendambakan kebebasan seperti di negara-negara lainnya.
Analisis kedua adalah, kaum Mujahidin Afghanistan mempertimbangkan bekerja sama dengan sebagian pemerintah Afghanistan sekarang ini, dengan mengenyahkan para pejabat yang korup. Tentu, tak semua pejabat Afghanistan buruk, bahkan sekarang pun banyak yang diam-diam menyatakan dan memberikan dukungan kepada Taliban karena tentu saja, lebih baik menjadi tuan di rumah sendiri, daripada diperbudak bangsa lain.
Kemungkinan besar Taliban akan bergerak dari Kandahar—bukannya Kabul. Ini untuk menghapus citra dan bayangan pemerintah sekarang yang tidak lebih merupakan perpanjangan kepentingan pihak lain.
Jadi seharusnya, mulai saat ini rakyat Afghanistan sudah mulai mengesampingkan pertanyaan tentang rencana Taliban di masa depan setelah pasukan asing meninggalkan negeri itu. Sebaliknya mulai fokus pada agenda bersama di bumi mereka sendiri, karena setiap hari, mereka sudah menderita terlalu banyak. (sa/islamicawakening)