Sehingga sejak 1984, pemerintah Cina menerapkan kebijakan untuk melindungi apa yang mereka istilah sebagai Hoakiau atau overseas China, yaitu warga Cina yang berada di luar negeri namun tetap ada ikatan dengan leluhurnya di Cina Daratan. Berarti termasuk para taipan rantau tersebut berada dalam perlindungan otoritas politik Cina. Termasuk para taipan seperti Mochtar Riady, Liem Soe Liong dan Eka Cipta. Karena mereka dimasukkan dalam kategori orang-orang yang punya potensi keuangan/finansial.
Dengan kata lain, otoritas politik dan angkatan bersenjata Cina mendukung dari belakang layar, sedangkan para taipan ibaratnya merupakan pasukan penyerbu yang ditugaskan untuk membuka lahan-lahan baru untuk kepentingan nasional Cina.
Setidaknya itulah agenda tersembunyi Mochtar Riady ketika mendukung terselenggaranya Konferensi Pengusaha Tionghoa Sedunia ke-13 di Nusa Dua Bali, yang dibuka secara simbolik melalui pemukulan gong oleh mantan presiden dan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Dan pidato sambutan pembukaan oleh Menteri Koordinator Politik-Hukum-Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.
Penulis: Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)
(sumber)