Inilah konsep dasar mengapa lapisan inversi dapat membuat suara petir terdengar hingga jauh karena proses multi refleksi. Suara petir jika sudah jauh dan dalam kondisi atmosfer tertentu dapat berubah “anatominya” sehingga tidak lagi seperti suara petir asli di sumbernya, tetapi dapat mirip dentuman.
Selain memantulkan gelombang akustik biasa, lapisan inversi juga berkemampuan memantulkan gelombang mekanik dan akustik ekstrem dalam bentuk gelombang kejut. Sehingga dapat menyebarkan suara dan efek getaran di wilayah yang lebih jauh.
Fenomena tersebut dapat berdampak merusak manakala Uni Soviet melakukan uji coba ledakan nuklir di Semipalatinsk pada 22 November 1955. Uji coba tersebut menggunakan peledak RDS-37 yang berkekuatan 1,6 megaton TNT. Normalnya gelombang kejut produk ledakan takkan merusak lagi setelah menempuh jarak lebih dari 25 km. Namun keberadaan lapisan inversi membuat gelombang kejut terpantul-pantul berulang kali sehingga masih bisa merusak bangunan kota Kurchatov yang sejauh 65 kilometer. Dampaknya, jendela-jendela kaca rumah warga pecah, bangunan rumah roboh menyebabkan 3 orang meninggal dan banyak orang mengalami luka-luka di kota tersebut.
Contoh lain kasus ledakan yang terjadi saat terbentuk lapisan inversi yang berdampak fatal pernah terjadi di Esparto, California. Selama pembuatan film Mythbusters pada 6 Desember 2011 melibatkan sebuah ledakan. Tak diduga ledakan ini malah menghancurkan jendela-jendela kaca rumah warga di sebuah kota yang jaraknya lebih dari 2 km dari sumber ledakan akibat gelombang kejut yang dipantulkan kembali ke bawah oleh lapisan inversi.
Topografi memainkan peran penting dalam mengembangkan dan menahan lapisan inversi. Udara dingin dapat terakumulasi di cekungan lembah atau dataran rendah di pantai pada kondisi cuaca tertentu. Sehingga daerah dengan morfologi semacam ini rentan terjadinya fenomena inversi di saat musim hujan.
Salah satu dari sekian banyak daerah di Indonesia yang rentan terhadap terbentuknya lapisan inversi adalah daerah Malang. Dengan topografi yang berbentuk cekungan yang dikelilingi pegunungan menjadikan kawasan ini rentan dilingkupi inversi suhu pada kondisi tertentu, yaitu ketika udara dingin terperangkap di lembah dan lapisan udara hangat menutupinya dari atas.
Pada saat Cekungan Malang tertutupi lapisan inversi, seolah terbentuk ‘lorong raksasa’. Cukup dengan kejadian petir yang terjadi didekatnya atau dari tempat lain maka dentuman akan menjalar di sepanjang lembah dan terpantul berulang-ulang mirip terbentuknya gema seperti dilaporkan sebagian warga Malang beberapa hari lalu.
Demikian juga hal yang sama, suara dentuman yang beberapa kali terjadi di berbagai daerah, yang selama ini menjadi misteri, biang penyebabnya adalah keberadaan lapisan inversi di atmosfer kita.
Analisis Daryono soal dentuman di Malang, juga dikuatkan oleh Analisis dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN.
Jadi poinnya analisis dari Daryono dan LAPAN ini menepis analisis isu-isu mistis dan gaib soal dentuman di Malang.
Berikut analisis LAPAN yang dikutip dari laman LAPAN.
Beberapa pekan terakhir masyarakat melaporkan adanya suara dentuman yang muncul di sejumlah daerah. Selain karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer, fenomena dentuman tersebut bisa juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer, berikut penjelasan dari Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN):
Apakah lapisan inversi itu?
Lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat. Namun pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, di mana lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi (terbalik).