Eramuslim.com – Bayangkan, Anda hidup di dunia yang konon adalah sebuah demokrasi – dan Anda bahkan mungkin mempercayainya – tetapi kenyataannya hidup dan nasib Anda ada di tangan sejumlah oligarki yang sangat kaya, sangat kuat, dan sangat tidak manusiawi. Mereka mungkin disebut Deep State dan jumlah mereka pun kurang dari 0,0001%. Demikian dikatakan Peter Koenig dalam salah satu kolomnya di globalresearch.ca.
Karena keterbatasan istilah untuk mengungkapnya, sebut saja kelompok itu adalah “sekelompok individu yang tidak jelas”. Namun siapa sangka, mereka telah menciptakan struktur atau organisme tanpa format hukum apa pun, yang sepenuhnya keluar dari legalitas internasional. Meski di antara kelompok elit dunia tersebut dalam persaingan, namun mereka memiliki tujuan yang sama, iatu terciptanya A New or One World Order (Sebuah Tata Dunia Baru atau Satu Tata Dunia)
Orang-orang ini menjalankan, misalnya, Forum Ekonomi Dunia (WEF – mewakili Industri Besar, Keuangan Besar dan Ketenaran Besar), Kelompok 7 – G7, Kelompok 20 – G20 (para pemimpin negara yang secara ekonomi “paling kuat” ). Ada juga beberapa entitas yang lebih rendah, yang disebut Bilderberg Society, Dewan Hubungan Luar Negeri (CFR), Chatham House dan banyak lagi, demikian kata Koenig.
Anggota mereka semuanya tumpang tindih. Bahkan gabungan yang diperluas ini mewakili kurang dari 0,001%. Mereka semua telah mampu mempengaruhi dan mendikte pemerintahan-pemerintahan nasional dan konstitusional terpilih yang berdaulat, dan tentu atas organiasai internasional yang kita kenal sebagai United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Bahkan, mereka bisa mengooptasi PBB untuk melakukan penawaran mereka. Direktur Jenderal PBB, serta Dirjen dari berbagai sub-organisasi PBB, sebagian besar dipilih oleh AS, dan disetujui pengikut Eropa mereka – sesuai dengan profil politik dan psikologis kandidat. Jika ‘kinerjanya’ sebagai kepala PBB atau kepala salah satu sub-organisasi PBB gagal, tentu posisinya dipertaruhkan. Dikooptasi atau diciptakan oleh the Beast juga, Uni Eropa, Organisasi Bretton Woods, Bank Dunia dan IMF, serta Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Bahkan badan internasional sekelas Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag seperti macan ompong, tak punya taring dan bisa saja larut dalam irama permainan kelompok mereka.