Kuasai Istana, Syiah Houthi Tuntut Jabatan Wakil Presiden Yaman

milisi syiah houhtiEramuslim – Seorang sumber tinggi di pemerintahan mengungkapkan bahwa kelompok Syiah Houthi menuntut jabatan wakil presiden serta memasukan 20 ribu milisi mereka sebagai aparat keamanan dan militer di Yaman, setelah berhasil merebut istana negara hari Selasa (20/01).

Sumber tersebut menambahkan, “Dalam pertemuannya dengan Presiden Abd Rabbuh Mansur Al Hadi, wakil kelompok Houthi yang dipimpin Mahdi Al Masyat meminta jabatan tersebut dan mengancam akan benar-benar terjadi kudeta jika Presiden Abd Rabbuh tidak menanggapi tuntutan mereka.”

“Mahdi Al Masyat kemudian mengancam akan menyerang rumah pribadi Abd Rabbuh jika tidak memungkinkan untuk mengontrol istana kepresidenan,” ujar sumber pemerintah Yaman kepada Aljazeera.net.

Selain menguasai penuh ibukota Sana’a pada hari Selasa kemarin, milisi Syiah dikabarkan juga berhasil menguasai gudang persenjataan militer di wilayah Glen Attan, selatan ibukota, dan merebut sejumlah persenjataan canggih milik militer Yaman, termasuk sistem rudal Scud buatan Rusia.

Milisi Syiah sendiri sejak hari Rabu (21/01) kemarin mulai menarik diri dari istana kepresidenan dan ibukota Sana’a, setelah adanya kesepakatan pembicaraan antara pemimpin Houthi dengan Presiden Abd Rabbuh Mansur Al Hadi.

Perlu diketahui bahwa milisi Syiah telah berhasil menguasai ibukota Sana’a sejak 21 September 2014 melalui protes bersenjata, setelah sebelumnya kelompok Syiah berjanji akan melakukan protes damai di ibukota.

Kelompok ini mendapat dukungan besar baik di bidang keuangan ataupun persenjataan oleh pemerintahan Teheran, Iran. (Rassd/Ram)

Artikel ini bekerjasama dengan eramuslim digest :

Resensi Buku : Jejak Berdarah Yahudi Sepanjang Sejarah , Eramuslim Digest