Kisah Sohabiyah: Ummu Syarik Teguh Dakwahkan Ajaran Islam

Dalam sebuah riwayat, Ummu Syarik menceritakan kronologi penangkapannya, “Maka datanglah keluarga Abu Al Akr, yakni keluarga suamiku, kepadaku. Kemudian berkata, ‘Jangan-jangan engkau sudah masuk kepada agamanya (Muhammad)? Aku pun menjawab, demi Allah aku telah masuk agama Muhammad.”

“Mereka lalu berkata ‘Demi Allah, kami akan menyiksamu dengan siksaan berat.’ Lalu mereka membawaku dari rumah kami, kami berada di Dzul Khalashah (terletak di San’a). Mereka ingin membawaku ke sebuah tempat dengan mengendarai seekor unta lemah, yakni kendaraan paling jelek dan kasar. Mereka memberiku makan dan madu, tapi tak memberikanku setetes air pun. Hingga manakala di tengah hari dan matahari terasa panas, mereka menurunkanku dan memukuliku.”

“Kemudian mereka meninggalkanku di tengah teriknya matahari sampai hampir hilang akalku, pendengaranku, dan penglihatanku. Mereka melakukannya selama tiga hari. Pada hari ketiga, mereka berkata kepadaku ‘Tinggalkan agama yang sudah kau pegang! Aku sudah tidak lagi dapat mendengar perkataan mereka, kecuali satu kata demi satu kata dan aku hanya memberikan isyarat dengan telunjuk ke langit sebagai isyarat tauhid.”

Walau disiksa sedemikian rupa, keimanan Ummu Syarik tak luntur sedikit pun. Menurut dia, iman bukan sekadar kalimat yang diucapkan lewat lisan sebab pada hakikatnya iman memiliki konsekuensi amanah yang me ngandung kesabaran.

Ummu Syarik melanjutkan, ketika berada dalam penyiksaan tersebut, tiba-tiba ada ember berisi air dingin di atas dadanya. Tanpa ragu, ia langsung mengambil sekaligus meminum air itu dengan sekali teguk.

“Kemudian ember tersebut terangkat dan aku melihat ternyata ember itu menggantung antara langit dan bumi dan aku tidak mampu mengambilnya. Lalu ember tersebut menjulur kepadaku untuk kedua kalinya, maka aku minum darinya kemudian terangkat lagi. Aku melihat ember tersebut berada di antara langit dan bumi, kemudian ember menjulur kepadaku untuk ketiga kalinya. Maka aku minum darinya hingga kenyang dan aku guyurkan ke kepala, wajah, serta bajuku,” ujar Ummu Syarik.