eramuslim.com – Elena, bule Rusia yang lahir di kota Tashkent,Uzbekistan ini memutuskan untuk menjadi seorang mualaf. Perjalanannya dalam menemukan Islam sendiri cukup panjang.
Perjalanan Elena bermula saat dirinya dipindahkan ke Moskow selama 8 bulan lamanya karena pekerjaannya. Dibesarkan di keluarga Kristen, Elena selalu pergi ibadah minggu di setiap pekannya.
Hal itu juga dilakukan wanita yang kini memiliki nama muslim Amira itu.
“Setiap hari raya keagamaan, kami selalu merayakannya. Tetapi sebagai pemeluk Kriste, saya sangat sekuler. Saya tinggal di Moskow, saya tetap rajin ke gereja dan ketika hidup ini terasa berat, saya pun berdoa,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube Barat Bersyahadat, Jumat, 14 Januari 2022.
Lebih lanjut, suatu hari di musim dingin, Amira pergi ke gereja yang terletak di pinggir jalan untuk beribadah. Saat itu, diakui Amira, dirinya tengah berada dalam fase labil.
“Saya masuk dan duduk di bangku gereja. Saya memang berniat ke gereja dan saat itu saya tengah dalam fase labil sendirian dan tak kenal siapa pun. Saat itu berat sekali bagi saya dan saya juga masih belia,” kenangnya.
Di dalam gereja itu, Amira kemudian duduk di bangku sambil melihat lihat sekelilingnya. Saat itu dia melihat seorang pendeta tengah bicara dengan satu nenek. Saat itu pertama kali dirinya kemudian bertanya tentang ibadah yang dilakukannya.
“Saat itu pertama kalinya saya bertanya pada diri sendiri, ‘Kenapa saya di sini? Kenapa saya harus ke gereja jika ingin bicara kepada Tuhan?’” kata dia.
Saat itu, ia kemudian menaruh lilin di depan gambar para Santo. Namun saat menaruh lilin itu, Amira mengaku tidak mengenal sama sekali tentang para Santo tersebut.
“Pemahaman agama lama saya dulu hanya sebatas ibadah minggu ke gereja, puji-pujian dan hari keagamaan,” ungkap wanita berhijab itu.
Dia pun mulai mengajukan banyak pertanyaan tentang agama. Namun jawabannya tidak juga ditemukan, karena kebingungan di agama lamanya itu, Amira kemudian mulai bolos ke gereja.
“Tapi saya mulai menelaah, bertanya ke orang tua dan baca buku. Alhasil tersadarkan bahwa sebenarnya saya tidak paham dengan agama saya yang dulu,” ujarnya.