Salaudin kembali meragukannya lantaran menemukan fakta bahwa hanya orang yang lahir dari keturunan yahudi yang akan masuk surga. Menurutnya, itu tak masuk akal dan berpendapat jika agama dari Tuhan, harusnya untuk semua manusia, tidak untuk golongan tertentu.
“Anda harus dilahirkan sebagai seorang Yahudi agar Anda menjadi seorang Yahudi dan diterima di kerajaan surga yang bagi saya jika Tuhan memiliki agama dan dia memberikannya kepada umat manusia itu tidak bisa hanya untuk sekelompok orang tertentu itu harus diterima semua orang,” terangnya.
Dia lalu mencari di google agama yang paling cepat pertumbuhanya di dunia. Tak lama, dia menemukan Islam. Namun, saat itu dirinya masih berfikiran negatif tentang Islam karena mempercayai berita di media.
“Saya bingung mengapa memeluk agama yang digolongkan sebagai terorisme dan kebencian. Kemudian, saya bertemu dengan seorang muslim di perguruan tinggi yang mengatakan Islam adalah agama yang indah. Itu (makna islam) disalahpahami dan dia berkata agar saya memahami sepenuhnya, lihat sendiri,” kenang Salaudin.
Hingga ia bertemu teman muslim di kampus dan menyarankan dirinya untuk melihat sendiri ke agama Islam. Ia pun membaca Al-Quran dan mulai tertarik dengan ayat-ayat serta artinya.
Di ayat tersebut, Salaudin menemukan bahwa di ayat Al-Quran terdapat penjelasan soal keajaiban ilmiah.
“Yang menarik perhatian saya adalah keajaiban ilmiah dari Al-Quran di mana Allah berbicara tentang hal-hal yang hanya dia yang diketahui dan diketahui oleh seorang manusia atau ciptaan, jadi karena itu saya tahu itu adalah kebenaran dan saya ingin menerimanya,” terangnya.