Mirisnya, ketika Maya memberitahu sang ibu, ia mendapat cemooh dengan tangisan ibu di hadapanmya. Melihat ibunya menangis karena ia memakai hijab, membuat Maya merasa sakit.
Terlebih, sang ibu menyebut bahwa hijab hanyalah bentuk penindasan pada perempuan. Maya memilih diam. Karena meski ia sudah memahami konsep hijab, Maya belum mampu mengutarakannya secara jelas dan detail.
Hal itu yang akhirnya membulatkan tekad Maya untuk memakai hijab dan keluar dari rumah. Hingga akhirnya, ujian dari Allah itu berhasil ia atasi di momen wisuda.
“Akhir dari perseteruanku dengan keluarga saat wisuda. Semuanya ada di sana dan aku sembunyi karena memakai hijab. Ada keterkejutan dan prihatin di wajah mereka tapi tersirat penerimaan. Saat itulah aku tahu bahwa melalui semua ujian itu, akan ada cahaya di ujung terowongan,” pungkas Maya. [Viva]