Kisah Bule Cantik Lawan Islamiphobia, Jadi Mualaf dan Dinikahi Pria Aceh

Pertama Kali Menggunakan Hijab

Saat mengunjungi Indonesia untuk program AIYEP, Wynni mengaku sangat menghormati keberagaman agama di Indonesia dan mempelajari tiap-tiap agama.

Ketika ia kembali ke Australia Wyni meneruskan mempelajari soal ilmu agama Islam yang menurutnya menyerukan keadilan sosial, sesuai dengan bidang yang ditekuninya.

Wynni pun mulai mencoba menggunakan hijab ketika berada di Banjarmasin dengan alasan untuk menghormati budaya setempat.

Ia juga memutuskan untuk terus menggunakannya saat kembali ke Australia, setelah sempat tinggal di Yogyakarta selama empat bulan.

Baginya menggunakan hijab adalah sebuah bentuk feminisme dan pilihan yang memberdayakan perempuan.

“Menggunakan hijab menjadi bentuk penolakan perempuan sebagai obyek dan seksualisasi tubuh perempuan,” ujarnya.

“Jadi hijab sebagai sebuah sikap politik, karena tubuh saya adalah milik saya sendiri dan tertutup untuk dikomentari dan dikritik,” tambahnya.

Keputusannya menjadi seorang Muslimah dan menggunakan hijab mendapat dukungkan penuh dari keluarganya. Meski kadang mereka khawatir karena adanya Islamophobia di Australia. Namun Wynni tetap teguh dalam pendiriannya.

Menikah dengan Pria Asal Banda Aceh

Pada 2017, Wynni yang saat itu menjalani studi program doktor di University of Melbourne untuk bidang studi hukum hak perempuan tak disangka bertemu jodoh.

Dia bertemu dengan pria asal Banda Aceh, Syahrial Umar yang juga mengikuti program AIYEP (Australia-Indonesia Youth Exchange Program).

Melalui program AIYEP, Wynni mempelajari tentang kehidupan di Indonesia yang bisa hidup rukun, walaupun berbeda suku, ras dan agama. Program tersebut menambah rasa kagumnya terhadap bangsa Indonesia.

Syahrial Umar adalah pria asal Aceh yang aktif bekerja sebagai guru bahasa Indonesia di sebuah sekolah dasar di Bendigo, Victoria, Australia. Setelah keduanya saling mengenal, Wynni pun menikah dengan Syahrial Umar.

[Detik]