Kemuliaan Pejabat Terletak Pada Kursi dan Harta

Manusia akan semakin mulia ketika ia mendekat kepada sumber kemuliaan. Karena kemuliaan itu hanya ada pada-Nya.Seseorang mencari kemuliaan harta lewat korupsi dan mencuri. Mungkinkah dia akan menjadi mulia ketika memilikinya?

Seseorang mencari kemuliaan jabatan dengan suap sana sini. Mungkinkah dia akan menjadi mulia dengan jabatannya?Seorang suami mencari kemuliaan menafkahi keluarganya dengan menipu orang lain. Mungkinkah dia akan mendapat kemuliaan?

Coba bayangkan, apa yang didapat oleh seorang yang lari dari sumber kemuliaan. Apa yang akan dimiliki seorang yang menentang sumber kemuliaan. Dia berpaling seakan bisa menemukan kemuliaan di tempat lain. Sungguh, dia tidak akan pernah mendapatkan kemuliaan itu.

Dengan tegas Allah swt berfirman,

“Padahal kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin.(Al-Munafiqun 8)

Kenapa hanya bagi orang mukmin?Karena merekalah yang mencari kemuliaan di jalan-Nya. Hanya mereka yang memiliki peta kemuliaan yang benar. Siapapun yang mendambakan kemuliaan melalui jalan yang menyimpang dari Allah swt, dia tidak akan mendapat apa-apa kecuali kehinaan demi kehinaan.

“Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya.(Al-Hajj 18)

Dari sini kita bisa simpulkan bahwa pengamen miskin itu jauh lebih mulia dari koruptor yang bergelimang harta. Keahliannya hanya bernyanyi dan dia mencari nafkah darinya sementara koruptor mencari nafkah dengan menentang aturan Allah swt. Karena itu jarak kemuliaan mereka sangatlah jauh.

Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina.” (Al-Mujadalah 20)

Seperti yang pernah dikutip dalam suatu riwayat, Siapa yang merasa mulia dengan selain Allah maka ia akan terhina. (Inilah)