Kamala Harris Gantikan Biden di Pilpres AS, Shamsi Ali Ungkap Pandangan Komunitas Muslim Amerika

Namun demikian, ketika telah berhubungan dengan kebijakan Timur Tengah, khususnya Palestina-Israel, Shamsi Ali mengaku tidak begitu percaya dan optimis. Selain karena seperti yang telah disebutkan di atas (hidden power control), juga karena suami Kamala Haris adalah seorang Yahudi.

“Walaupun saya belum bisa memastikan apa dia adalah Yahudi Zionis atau bukan. Namun pada umumnya Yahudi yang berada pada level tinggi di pemerintahan Amerika adalah zionis atau minimal pendukung zionis,” urainya.

Pada tataran ini Komunitas Muslim Amerika sangat berhati-hati dalam menimbang (mengkalkulasi) kedua kandidat ini. Jika Kamala Haris bersuamikan Yahudi. Kita kenal Donald Trump juga memiliki anak menantu yang sangat zionis, Jared Kushner, yang dulu menjadi Representative Presiden Trump untuk Timur Tengah. Diakuinya Jerusalem sebagai Ibukota Israel dan dipindahkannya Kedutaan Amerika ke Jerusalem tidak lepas dari keterlibatan Jared Kushner.

Maka dengan mempertimbangkan dua kepentingan; domestic dan global, Komunitas Muslim akan menentukan sikap terhadap pilpres Amerika ke depan. Apakah dengan mundurnya Biden Komunitas Muslim akan mengubah pikiran dari tidak mendukung? Atau dengan majunya Kamala Haris sebagai capres dari Partai Demokrat Komunitas Muslim akan memberikan dukungan untuk meminimalisir kemungkinan kembalinya Trump yang anti imigran dan anti Muslim?

Dengan mundurnya Biden dari pencalonan ini memang ada tiga kemungkinan pilihan yang akan diambil oleh Komunitas Muslim. Satu, tetap pada pendirian untuk tidak memilih di antara dua kandidat (Kamala Haris atau Donald Trump). Dua, mempertimbangkan mendukung Demokrat atas pertimbangan kepentingan domestik. Tiga, ada suara-suara kecil yang mempertimbangkan mendukung Donald Trump atas dasar pertimbangan keamanan dunia global (Trump tidak terlalu berambisi mendominasi dunia).

Apa pun keputusan yang akan diambil oleh Komunitas Muslim, tentunya didasarkan pada kalkulasi-kalkukasi yang matang. Komunitas Muslim di Amerika punya pengalaman panjang dan paham bahwa politik memang bukan permasalahan yang bersifat hitam putih. “Tapi penuh dengan abu-abu bahkan ketidakjujuran. Karenanya politik perlu disikapi dengan pertimbangan matang dan luas. Tetap konsisten dengan pronsip. Tapi perlu membuka pandangan luas untuk melihat kepentingan-kepentingan praktis,” tandasnya. (sumber: fajar)

Beri Komentar