eramuslim.com – Presiden Joe Biden menyatakan pada Jumat (4/10) bahwa ia ragu pemilu Amerika Serikat pada November dapat berjalan damai. Ia merujuk pada komentar provokatif dari kandidat Partai Republik Donald Trump, yang masih menolak mengakui kekalahannya pada 2020.
Biden mengungkapkan kekhawatirannya saat anggota parlemen dan analis mulai memperingatkan tentang berlangsungnya kampanye yang semakin agresif menjelang pemungutan suara.
Trump—yang selamat dari upaya pembunuhan pada Juli serta rencana serangan lain yang terungkap pada September—menuduh adanya kecurangan besar setelah ia kalah dari Biden pada pemilu sebelumnya. Tudingan tanpa bukti itu memancing kemarahan para pendukungnya, sehingga mereka menyerbu Gedung Capitol Amerika Serikat.
“Saya yakin [pemilu] ini akan berlangsung bebas dan adil. [Namun] saya tidak tahu apakah ini akan berlangsung damai,” kata Biden kepada wartawan saat ia membahas pemilu.
“Ucapan-ucapan Trump dan pernyataannya saat ia tidak puas dengan hasil pemilu sebelumnya sangat berbahaya.”
Trump dimakzulkan pada 2021 karena menghasut pemberontakan setelah ratusan pendukungnya melukai polisi dan merusak jendela serta pintu di Capitol. Insiden tersebut mencerminkan ketegangan yang meningkat dan dampak dari retorika politik yang provokatif.
Jaksa menuduh Trump terlibat dalam “upaya kriminal diam-diam” untuk menggulingkan pemilihan, yang berujung pada kekerasan.
Trump—yang akan kembali ke lokasi upaya pembunuhan pertamanya di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu—sering dihujani kritik karena pidatonya yang kerap provokatif.
Trump berkampanye pada Jumat di North Carolina, di mana ia mengulangi klaimnya tentang kecurangan Pemilu 2020: “Kita harus terpilih, tetapi ingat ini, mereka curang sekali,” katanya.
Ia juga mengunjungi negara bagian tetangga Georgia, yang dimenangkan oleh Trump pada tahun 2016 namun direbut oleh Biden dengan margin tipis empat tahun lalu—dan menjadi salah satu hadiah paling signifikan dalam peta pemilihan 2024.
(Sumber selengkapnya: Voa)