Eramuslim.com – Demi menghormati ajakan keluarga besarnya, setelah sebelumnya tak pernah ikuti tradisi tahunan di masyarakatnya yang jahiliyah itu, Muhammad bin Abdullah yang belum menjadi Nabi ini akhirnya keluar rumah atas ajakan keluarganya.
Mereka hendak menuju tempat pemujaan terhadap berhala. Festival tahunan. Kebiasaan jahiliyah dengan memberikan persembahan kepada berhala yang notabene benda mati, tak bisa bergerak, mustahil memberikan manfaat kepada diri apalagi orang lain.
Ketika mendekati tempat penghormatan terhadap berhala itu, tiba-tiba Muhammad menghilang. Para keluarga mencarinya. Berkali-kali. Tetapi tidak ada yang bisa menemukan Muhammad.
Singkat kisah, Muhammad bin Abdullah baru terlihat ketika acara sudah kelar. Ia muncul, seperti tiba-tiba, di tengah-tengah keluarganya dengan wajah yang menggambarkan ketakutan.
“Dari mana saja engkau? Mengapa wajahmu seperti itu? Apa yang membuatmu merasa ketakutan?”
“Setiap kali kudekati sebuah patung,” jawab Muhammad sebagaimana dikisahkan Abdul Mun’im Muhammad Umar dalam Khadijah Cinta Sejati Rasulullah yang mengutip riwayat Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra, “terlihat di hadapanku sesosok lelaki berkulit putih dan berpostur tinggi,”