Jerman Serukan Saudi Agar Tak Dukung Kelompok Wahabi

sigmar-gabrielEramuslim.com – Sigmar Gabriel, wakil kanselir Jerman, mendesak Arab Saudi berhenti mendukung kelompok-kelompok radikal, di tengah kekhawatiran para anggota parlemen di Berlin terkait pendaan pembangungan masjid golongan militan oleh saudi.

Jerman yang tak biasanya melontarkan kritik terhadap saudi. Namun temuan Bundesnachrichtendienst/BND (Dinas Intelijen Jerman) semacam CIA di AS, mengindikasikan baha kebijakaan luar negeri Saudi kini tampak lebih impulsif.

Saudi adalah mitra dagang Jerman yang penting, diminta lebih berperan dalam upaya mencari solusi politik dalam perang saudara Suriah.

“Kami menginginkan Saudi beperan memecahkan konflik resional ini,”tutur Gabriel yang berasal dari kubu sosial demokrat yang berbagi kekuasaan dengan Kanselir Angela Merkel dari kubu konservatif kepada koran bertiras besar Bild am Sonntag.

“Masjid-masjid Wahabi di seluruh dunia dibiayai oleh Saudi. Kelompok Islam garis keras di Jerman berasal dari komunitas Wahabi ini,” tambah Gabriel. Saudi berkeinginan membangun 200 masjid wahabi di Jerman.

Kedutaan Besar Arab Saudi di Berlin menyatakan bahwa Kerajaan Saudi tertarik untuk menghadang radikalisasi kalangan muda. “Seperti halnya Jerman, Saudi merupakan bagian dari golongan yang anti ISIS dan turut serta dalam memerangi teror,” tulis pernyataan Kedubes saudi di Berlin.

Saudi memang melumpuhkan kelompok Islam garis keras di dalam negerinya serta memotong jalur keuangan mereka. Namun kelompok pengganas ISIS dan al-Qaeda mengintepretasikan ajaran Salafiyah secara ekstrem. Ajaran salafi merupakan turunan dari ajaran Wahabi.

Jerman khawatir dengan makin menyeruaknya dukungan terhadap ajaran Salafiyah. BND mencatat pada 2014 cuma ada 5.500 orang pengikut salafiyah, kini sudah mencapai 7.900 pengikut Salafiyah.

Thomas Oppermann, anggota kubu Sosial Demokrat lainnya mengatakan, ajaran Wahabi menyuntikkan ideologi kepada anggota ISIS dan berujung pada radikalisme yang kebablasan.

“Kami di Jerman tak menginginkan Wahabi,”ujar Opermann kepada Welt am Sonntag.

Jeman tak menginginkan serangan bom di Paris 13 November lalu yang menewaskan 130 orang itu bakal terjadi di tanah negeri paling makmur di Eropa Barat itu. Jerman mengirim sejumlah jet, kapal frigate dan 1200 personol militer ke Suriah. Namun Jerman tidak bergabung dengan serangan udara koalisi Prancis, Rusia dan Inggris di Suriah.

Ketua Dewan Muslimin Jerman Aiman Mayzek Jerman mengatakan, “tindakan militer bukanlah cara yang tepat untuk menghentikan pemberontakan atau perang saudara.” Kutip NeueOsnabruecker Zeitung.(ts)