Menelusuri Jalur Masuk Pengungsi Timur Tengah Dan Afrika Menuju Eropa

kapal imigranEramuslim – Terus mengalirnya gelombang arus pengungsi asal Timur Tengah dan Afrika dalam 1 bulan terakhir melalui wilayah selatan Eropa, kini menjadi permasalahan serius bagi negara-negara anggota Uni Eropa akibat dampak yang akan ditimbulkan nantinya oleh para pengungsi.

Menurut catatan majalah pekanan Inggris, The Economist, menyatakan bahwa dalam 2 pekan terakhir sebanyak 102. 342 imigran mendatangi Hungaria dan negara-negara Balkan Eropa, untuk memulai kehidupan baru di tanah impian mereka.

Akan tetapi tahukah kita pintu masuk para pengungsi Suriah dan negara-negara konflik lainnya menuju Eropa? Berikut sedikit laporan penelusuran yang dilakukan Sky News Arabia mengenai pintu masuk para imigran ke Eropa;

Turki

Negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan ini menampung sekitar 1,8 juta pengungsi Suriah, dan sekitar 300 ribu pengungsi Irak yang melarikan diri akibat konflik yang terjadi di negara-negara tersebut.

Menurut penelusuran yang dilakukan Sky News Arab, dari negara ini ada sekitar 132.240 pengungsi asal Suriah (59%), Afghanistan (25%), dan Pakistan (5%) serta sisanya pengungsi asal Irak dan lain-lainnya berusaha menuju Yunani, Rumania atau Bulgaria sebagai gerbang masuk menuju negara Eropa lainnya.

Diantara 3 negara tersebut, Yunani menjadi pilihan favorit bagi para pengungsi untuk dijadikan jalur hijrah mereka, setelah pemerintah Makedonia dan Serbia mempermudah proses izin masuk bagi para para pengungsi melanjutkan perjalanan menuju Hungaria dan Austria.

Laut Mediterania

Ini adalah jalur maut bagi para pengungsi yang ada di wilayah Afrika menuju negara Uni Eropa melalui Italia ataupun Spanyol. Tercatat sepanjang tahun 2015 ini ada lebih dari 2 ribu pengungsi tewas dalam perjalanan mereka menuju tepi pantai Italia.

Mereka yang melalui jalur ini adalah para imigran dari negara-negara miskin di Afrika, yang mencoba peruntungan baru di tanah impian untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Di jalur ini, pantai-pantai di wilayah utara Libya banyak dijadikan objek bisnis bagi pihak-pihak tertentu yang akan menyewakan kapal merek menuju Eropa, dengan resiko tenggelamnya kapal akibat beban penumpang yang berlebih. (Skynewsarabia/Ram)