IS Dikabarkan Akan Serang Roma Pada Perayaan Pergantian Tahun 2015-2016

Rome-winterEramuslim.com – Kelompok militan ISIS diperkirakan dapat menyerang Roma dengan pesawat nirawak saat perayaan Tahun Baru Masehi awal bulan depan. Guna mencegah hal tersebut, Menteri Dalam Negeri Italia, Angelino Alfano, memastikan bahwa jalur udara Roma akan tertutup untuk drone selama perayaan berlangsung.

“Perhatian khusus sudah dilakukan untuk mengurangi risiko serangan dari udara,” ujar Alfano seperti dikutip Reuters, Senin (16/11).

Negara-negara Eropa memang tengah memperketat keamanan wilayah masing-masing setelah rangkaian serangan teror yang menewaskan setidaknya 129 orang mengguncang Paris pada Jumat (13/11). ISIS mengaku sebagai dalang di balik serangan tersebut.

Italia pun mengambil langkah pencegahan. Pasalnya, ISIS sudah beberapa kali mengeluarkan ancaman melawan Roma dan Vatikan melalui jejaring sosial.

St. Peter’s Square, salah satu tempat yang kemungkinan besar akan dipadati pengunjung saat perayaan Tahun Suci pada 8 Desember mendatang, menjadi salah satu prioritas pengamanan.

Selain di dalam negeri, Italia juga mengerahkan tenaga penjagaan di daerah-daerah perbatasan, termasuk di bandara.

Pada Senin pagi, pihak otoritas sudah meminta para calon penumpang untuk datang lebih cepat dari jadwal penerbangan karena proses pemeriksaan diperkirakan akan memakan waktu lebih lama dari biasanya.

Perancis sendiri juga sudah memperketat pengamanan di perbatasan, mengingat setidaknya ada satu tersangka pelaku serangan melarikan diri dan masih menjadi buronan.

Namun, Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, sempat marah lantaran hingga Minggu (15/11) malam, tak ada petugas patroli yang diterjunkan ke perbatasan Italia dengan Perancis di Liguria.

Berbicara di sela KTT G20 di Turki, Renzi mengkritik cara negara-negara tetangganya dalam menanggulangi masalah serupa. Ia lantas mengambil contoh penyelesaian masalah pasca pemberontakan Libya di bawah diktator Muammar Gaddafi.

“Operasi diluncurkan di sana tanpa menciptakan strategi untuk mengatasi masalah apa yang akan datang selanjutnya dan sekarang Libya menjadi negara tak bertuan,” kata Renzi.

Italia merupakan negara penampung warga yang lari dari konflik di Libya terbanyak. Sekitar 140 orang mengarungi lautan dari Libya menuju Italia dalam 10 bulan belakangan.(ts/cnnindonesia)