Eramuslim – Disaat Muslim di berbagai belahan dunia merayakan Idul Fitri dengan suka cita dan saling memberi hadiah, etnis Rohingnya harus menelan pil pahit pada hari raya tahun ini. Untuk pertama kalinya sejak konflik pecah pada Agustus tahun lalu mereka melewati momen Idul Fitri sebagai pengungsi di kamp pengungsian Kutupalong, Cox’s Bazar.
Di sini, Idul Fitri dirayakan pada hari Sabtu 16 Juni 2018 di tengah tenda pengungsian yang kecil dan sesak.
Rahim Uddin mengatakan kepada AFP bahwa Lebaran tahun ini berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. “Tapi kami tetap bersyukur. Setidaknya kami punya tempat yang damai untik tinggal dan merayakan Idul Fitri. Kami bisa pergi ke masjid tanpa diganggu,” kata pengungsi berusia 35 tahun itu.
Pada Sabtu pagi, masjid di kamp pengungsian nampak dipenuhi jamaah. Usai shalat, mereka berdoa agar dihindarkan dari ancaman banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan lebat. Usai ritual sholat Ied, anak-anak terlihat gembira mengenakan baju baru sembari bermain komidi putar dan aneka permainan lainnya.
“Aku menjual ransum di pasar lokal demi membelikan baju baru untuk anak-anakku. Mereka sangat bahagia,” ungkap seorang pengungsi bernama Manu Mia seperti dilansir Channel News Aisa.