Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) telah diresmikan oleh Presiden SBY pada 8 Januari 2010 lalu. Gerakan yang digagas oleh Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Tholhah Hasan, yang juga mantan Menteri Agama RI tahun 1999—2001 itu yakin bisa menjadi salah satu solusi bagi permasalahan umat di Indonesia. Bisakah?!
Wakaf adalah bentuk shadaqah jariyah yang manfaat dan pahalanya terus mengalir bahkan setelah si wakif (pemberi wakaf) meninggal dunia. Namun, Indonesia sebagai negara agraris mempunyai begitu banyak lahan sehingga banyak penduduk Indonesia berwakaf dengan benda tak bergerak seperti tanah tanpa mempedulikan kemanfaatannya untuk umat. Atau seringkali juga wakaf disalahartikan sebagai uang yang diinfakkan untuk membeli semen pembangunan masjid! Dengan adanya GNWU, wakaf uang akan coba dipopulerkan dan mengubah paradigma masyarakat tentang wakaf. Presiden SBY sendiri menjadi orang pertama yang berwakaf dengan uang, yaitu sejumlah Rp100 juta.
Untuk lebih memasyarakatkan wakaf uang, BWI menggelar seminar bertema “Peran Pemerintah dalam Memberdayakan Wakaf Uang untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat” pada Selasa (16/2/10) di Hotel Santika, Jakarta Barat. Seminar ini dibagi menjadi tiga sesi dengan menghadirkan pejabat pemerintahan. Sedianya, seminar ini dihadiri oleh Wapres Boediono, Menteri Agama, Menteri Perekonomian, Menko Kesra, dan Menpera. Namun, semuanya tidak dapat hadir dan digantikan oleh deputi bidang terkait.
Dalam sambutan Menko Kesra, yang diwakili oleh Fuad Abdul Hamid, Deputi IV Kesra, menyebutkan, BWI dapat bersinergi dengan program penanggulangan kemiskinan yang telah digulirkan oleh pemerintah, yaitu PNPM Mandiri. Upaya tersebut dilakukan demi mencapai target penurunan jumlah penduduk miskin dari 14,15% pada 2009 menjadi sekitar 8-10% pada 2014. “Target tersebut akan tercapai secara signifikan jika Badan Wakaf Indonesia dan lembaga filantropi lainnya dapat berpartisipasi dalam memberikan pemikiran dan upaya aktual,” kata Menko Kesra. Dalam kesempatan itu, Fuad juga memberikan wakaf uang dari Menko Kesra sebesar Rp50 juta.
Di sisi lain, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat, Tito Murbaintoro, menyebutkan peran wakaf dalam mencapai target pembangunan perumahan sangat penting. “Tingkat kebutuhan rumah dan angka backlog masih cukup besar sementara dalam mencapai target pembangunan perumahan kita menghadapi kendala keterbatasan tanah dan anggaran. Maka, diperlukan alternatif tanah dan sumber-sumber pembiayaan antara lain melalui wakaf, baik wakaf tanah maupun wakaf uang (wakaf tunai),” ujarnya.
Hadir pula sebagai pembicara dalam seminar ini, yaitu Pemred Republika, Ikhwanul Kiram Mashuri, Mustafa Edwin Nasution, Wakil Ketua BWI, Hariyadi B. Sukamdani, Wakil Ketum Kadin Indonesia.
Seminar yang berlangsung pukul 9.00—15.00 ini juga didesain sebagai ajang penghimpunan wakaf uang. Wakaf uang yang dihimpun nantinya akan dikelola secara produktif melalui investasi produk-produk syariah dan instrumen keuangan syariah, baik di sektor riil maupun finansial. Hasil pengelolaan wakaf itu digunakan untuk peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Untuk memudahkan dalam berwakaf, calon wakif dapat mendatangi lima bank syariah yang ditunjuk sebagai mitra penerima wakaf uang.
Antusiasme wakaf uang juga dirasakan di wilayah Jawa Timur. Pada Rabu (10/2/10) lalu, BWI meresmikan Kantor Perwakilan Jawa Timur untuk memaksimalkan potensi wakaf di daerah tersebut. Dalam peresmian itu, Gubernur Jatim bahkan menginstruksikan kepada semua bawahannya agar berwakaf uang. Dalam waktu dekat, BWI juga akan membentuk BWI cabang, yaitu di DKI, Kaltim, Riau, Medan, Jabar, dan Jateng.
Akhir kata, keberhasilan program wakaf uang bukanlah ditentukan dari seberapa banyak dana yang terkumpul melainkan bagaimana dana-dana tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi umat. Selain itu, wakif juga merasakan pahala yang mengalir sepanjang hayat dan akhirat dengan memastikan bahwa wakafnya produktif. Transparansi dalam pengelolaan wakaf juga perlu diinformasikan kepada khalayak ramai juga seberapa signifikan wakaf uang ini mampu menekan angka kemiskinan. Jadi, Anda mau menjadi bagian dari program investasi akhirat ini?! (ind)