Universal Justice Network Bikin Petisi untuk Obama

Universal Justice Network (UJN) akan membuat petisi dan mendesak Barack Obama untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam penyelesaian masalah Palestina. UJN yang baru saja menggelar konferensi internasional di Wisma Makara Universitas Indonesia, Depok, pada 20-21 Februari lalu, merupakan NGO internasional dan beranggotakan lebih dari tiga belas negara, termasuk Indonesia.

UJN didirikan di Penang, Malaysia, pada Oktober 2008 dan kemudian dikuatkan kembali di London, Inggris, pada tahun 2009 yang digagas oleh Citizen International (CI) dan Islamic Human Rights Commission (IHRC). Konferensi Internasional yang digelar akhir pekan lalu dihadiri oleh 60 orang dari 13 negara, yaitu Malaysia, AS, Afrika Selatan, Nigeria, Iran, Kamboja, Srilanka, Turki, Libanon, Inggris, Thailand, India, dan berbagai perwakilan lembaga dari Indonesia semisal Persaudaraan Muslimah (Salimah), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Pos Keadian Peduli Ummat (PKPU), dan SALAM UI. Sementara PAHAM (Pusat Advokasi Hukum dan HAM) bertindak sebagai penyelenggara acara tersebut.

Dalam Konferensi Internasional UJN itu, dihasilkan beberapa rekomendasi, yaitu sebagai berikut.

  1. Memberikan masukan kepada parlemen Indonesia, khususnya Komisi DPR RI agar mengambil peran aktif dalam penyelesaian masalah dunia internasional, terutama masalah Palestina.
  2. Menetapkan sejumlah action plan untuk mendukung penyelesaian secara berkeadilan dan nonviolence terhadap kelompok-kelompok minoritas yang terzhalimi. Beberapa kelompok minoritas yang terzhalimi antara lain: minoritas muslim AS, Afrika Selatan, Nigeria, Kamboja, Palestina, Sudan (Darfur), Rohingya di Myanmar, Kashmir, Thailand Selatan, Yaman, Somalia, Srilanka, kasus Anwar Ibrahim dan Internal Security Act di Malaysia, Mindanao di Filipina Selatan, Xinjiang di China, Libanon, Turki, dan Indonesia (penerapan syariah Islam di NAD).
  3. Membuat petisi dan mendesak Presiden AS, Barack Obama, yang akan berkunjung ke beberapa negara di Asia, untuk lebih berperan aktif dalam penyelesaian masalah Palestina dan lainnya, bukannya menjadi bagian dari masalah.
  4. Menetapkan UJN Regional Secretariat untuk isu-isu Asia Tenggara di Jakarta (PAHAM), di Bangkok (SHURA), untuk isu-isu Indo China (Mekong River States).
  5. Menggalang kerja sama yang lebih aktif antarsesama jejaring UJN dan juga dengan semua pihak terkait, khususnya untuk advokasi kelompok minoritas tertindas di dunia internasional, training dan capacity building, serta bantuan sosial dan bantuan kemanusiaan bagi mereka yang terzhalimi.

Beberapa tokoh muslim internasional juga turut menghadiri acara ini, sebut saja Imam Ahmad Cassiem (Cape Town, Afrika Selatan), Massoud Shadjareh (Direktur IHRC), Yasser Hammoud (Hizbullah, Libanon), Dr. Said Reza Ameli (Universitas Teheran), Imam Asi (Imam Islamic Center Washington DC), dan Imam Yaqub Zakzaky (Nigeria).

Menurut Imam Ahmad Cassiem, poin strategis dari acara ini adalah menyatukan hati umat Islam yang memang satu kesatuan karena satu keyakinan berdasarkan prinsip tauhid. “We need to found the common ground, muslim should stand as one body, unity of mankind,” ujar Ahmad Cassiem yang pernah dipenjara selama 7 tahun bersama Nelson Mandela karena menolak apartheid. (ind)