Lembaga Amil Zakat Nasional Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia mengadakan “Training Strategi Penggalangan Dana Sosial” Sabtu, (24/April) di Gedung Menara Da’wah lt. 2 Jl. Kramat Raya No. 45 Jakarta.
Acara ini dihadiri oleh berbagai, elemen kampus, organisasi kepemudaan, lembaga Islam dan lainnya. Sebagai pembicara adalah Epri S. Bahri (Direktur KABISAT Foundation), hadir pula Ust. H. Abdul Wahid Alwi, MA (Sekretaris Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia) dan H. Ade Salamun (Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Da’wah).
Ust. Abdul Wahid Alwi mengatakan, meminta dan memohon dana kepada aghniya untuk kepentingan diri sendiri adalah haram, sedangkan meminta dan memohon dana untuk kepentingan umat adalah wajib. “Untuk itu, kita tidak perlu malu ketika melakukan penggalangan dana untuk kemaslahatan umat,” ujarnya kepada para peserta training.
“Insya Allah, kita akan mendapat pahala sebagaimana pahala orang yang menginfaqkan hartanya itu sebagaimana yang disabdakan Rasulullah, Man Dalla ‘ala khairin, falahu ajruha mitslu ajri fa’ilihi min ghairi an yangqusha min ujurihim syaiun (Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, dia mendapatkan pahala seperti orang orang yang mengerjakannya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun)."
Sementara itu, Ade Salamun mengungkapkan, sumber dana ZIS yang ada tidak pernah berkurang, bahkan semakin hari potensinya semakin bertambah. Potensi zakat Indonesia, katanya, mencapai 19,3 triliun, adapun yang baru tergali kurang dari 1 triliun. “Maka dari itu, potensi besar itu mesti kita gali supaya memberikan manfaat lebih bagi umat,” katanya.
Menurut sang trainer, Epri S. Bahri, satu hal yang terpenting dalam kegiatan fundraising adalah apa program yang akan kita tawarkan kepada para donator. Dengan itu, donator akan tergugah untuk memberikan donasinya. Selain itu, dibutuhkan pula media publikasi untuk mempromosikan program agar para muhsinin tahu akan program kita. “Transparan dan akuntabel juga satu hal yang harus dijaga agar lembaga tetap memiliki trust yang baik di mata masyarakat.”.
Acara training ini lebih didominasi dengan simulasi fundraising bagi para peserta training. Mereka terlihat antusias membuat sebuah rencana kerja fundraising, mendiskusikan dan mempresentasikannya di depan peserta lain.
Mudah-mudahan training fundraising yang dilaksanakan LAZIS Dewan Da’wah dapat bermanfa’at bagi para peserta dan memberi manfaat bagi umat di kemudian hari. Amin. (Epul)