Wakil duta besar RI Tokyo, Ronny P Yuliantoro, menyampaikan pesan dukungan KBRI Tokyo atas penyelenggaraan PWEP di seluruh jepang sebagai realisasi komitmen Tokyo, dan KBRI juga mengambil peran aktif mendata para pemagang dari Jepang yg merintis tunas usaha di tanah air, demikian salah satu kesimpulan akhir dalam acara Pelatihan Wirausaha dan Edukasi Perbankan (PWEP) yg ke 11 (thn 2008-2009) di Toyama City pada tgl 7 Maret 2009.
Pelatihan kali ini diikuti 61 orang pemagang disektor industri termasuk perawat, pelajar, panitia, dan masyarakat Jepang. Pelatihan kali ini mempunyai nilai plus karena disertai kunjungan studi banding di perusahaan kertas Tateyama paper dan I.Zak Coorparation yg merupakan perusahaan recycle dan reuse terbesar di Jepang.
PWEP ini diprakarsai oleh Working Group for Technology Transfer (http://wgtt.org/ ) kerjasama dgn Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Korda Hokuriku dan didukung oleh KBRI Tokyo, Bank Indonesia-Tokyo, BNI-Tokyo dan IMM-Japan serta swasta Jepang. Bapak Ronny juga menyampaikan bahwa KBRI sangat mengharapakn keikutsertan seluruh lapisan masyarakat Indoneisa yang saat ini berada di Jepang dalam pesta demokrasi pemilu bulan April thn 2009. Tampil juga untuk memberikan apresiasi, General Manager IMM-Japan cabang Tokai, Takashii Nizhizaki, yang memberikan semangat kepada peserta bahwa mereka sebenarnya adalah calon shacho (pemilik perusahaan) masa datang di Indonesia.
PWEP bukan hanya pelatihan dalam bentuk tatap muka biasa tapi setiap peserta akan terus dibantu sampai tahap penyiapan proposal bisnis melalui forum komunikasi online WGTT, tukas direktur WGTT Dr. Fauzy Ammari. Sampai saat ini jumlah peserta tatap muka telah melebihi 1,500 orang. Diskusi kali ini, selain materi wirausaha, studi kasus UKM dan mengenal bank, panitia juga mengundang seorang pengusaha lokal Jepang, Passou, untuk mempresentasikan strategi bisnis di bidang industri kertas. Perusahaan Passou sebelumnya didirikan oleh seorang yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan bagian pemasaran di perusahaan kertas.
Usaha ini dimulai dengan menggunakan uang pesangon sang karyawan untuk membeli beberapa macam printer untuk design kemasan Masu no Shusi (Sushi ikan Masu) memakai kertas cover daur ulang. Saat ini dari 30 perusahaan sushi yg memakai kemasan bambu, satu perusahaan telah beralih ke kemasan produk Passou.
Berbagai contoh potensi wirausaha di Indonesia disampaikan dalam bentuk video oleh Arief Hartawan dari bank Indonesia perwakilan Tokyo dan WGTT team. Firman Wibowo dari BNI cabang Tokyo mengulas fungsi bank dan cara pengiriman uang eletronik yang aman dan murah.
Dalam sesi terakhir, peserta di bagi dua grup untuk studi banding. Peserta mendapat penjelasan lengkap dan melihat langsung metode daur ulang berbagai berbagai macam buangan pabrik industry dari berbagai kota di I.Zak Coorporation yang berdiri pada April 1973 diatas tanah seluas 32,791m2, dengan peralatan otomatis dan strategi bisnis yang efisien, cukup dilayani oleh 150 orang pegawai. Karena uu mensyaratkan compliance lingkungan utk semua sektor di jepang, perusahaan ini memjadi mitra utama dan bahkan saat ini I.Zak corporation berhasil membangun model eko-town dimana material bahan bangunan dari hasil daur ulang.
Selain itu, studi banding di Tateyama Paper yang juga lokasinya di Toyama, peserta diperkenalkan dengan bisnis pengolahan sampah kertas koran, majalah dan dus bekas, dengan hanya 100 orang pekerja yang terbagi 40 orang untuk produksi dan 60 orang lagi untuk logistik dan marketing, perusahaan ini mampu memproduksi 25 ribu ton per tahun. Produknya berupa hard-paper dengan standard tebal 1-2 mm, di suplai ke perusahaan alat tulis, kemasan tissue,dan toilet paper. Pada saat kembali ke lokasi PWEP, beberapa peserta menyampaikan kesan bahwa studi banding bisa mempercepat pemahaman akan kebutuhan peralatan dan strategi efisiensi produksi. PWEP ini diliput oleh TV NHK, koran Yomiuri dan berbagai Koran lokal lainnya.
Berita ini dirilis oleh Working Group for Technology Transfer (http://wgtt.org/ ) 8 Maret 2009