Setelah dirusak oleh sekelompok preman, Masjid Nurul Ikhlas yang terletak di Jl. Cihampelas no 149 Bandung kini ditutup dan diberi police line. Elemen Ormas Islam, pihak DKM dan beberapa warga sekitar mendatangi lokasi guna melakukan aksi menuntut polisi membuka police line agar masyarakat dapat menggunakan Masjid untuk shalat kembali.
“Yang kami inginkan agar sekarang Police Line dibuka agar masyarakat dapat shalat kembali di sini,” kata ustadz Sudiana, salah satu khatib pengisi masjid Nurul Ikhlas bersama puluhan masa lainnya di Bandung, Jumat (23/5/2014). Hadir dalam pertemuan di TKP pengrusakan Masjid Wakapolres Bandung, AKBP Awal SIK, M.Si dan juga Ketua MUI Cihampelas ustadz Suhendi.
Sementara itu, Ketua DKM Nurul Ikhlas Hari Nugraha pun menegaskan agar perkara ini dapat diselesaikan secara hukum. “yang kami sesalkan, saat pengrusakan polisi berada di tempat dan terkesan membiarkan. Upaya premanisme ini sebenarnya tidak perlu terjadi, bisa diselesaikan secara hukum,” katanya.
Wakapolres Bandung sendiri mengatakan bahwa perkara ini perlu didudukkan secara khusus, antara kasus sengketa tanah, dan juga pengrusakan rumah Ibadah. “Kami sendiri sebagai polisi tidak setuju jika ada rumah ibadah dirusak. Tapi, untuk keamanan, tempat ini masih kami tutup sementara. Senin depan kami coba mediasi antara DKM dengan pihak PT KAI,” kata AKPB Awal Chaeruddin.
Sekelompok ormas Islam, DKM Masjid, dan Warga sekitar melakukan aksi di depan gerbang Masjid Nurul Ikhlas, menuntut pembukaan police line agar masjid dapat digunakan warga untuk beribadah.
Wakapolres Bandung, AKBP Awal Chaeruddin mengatakan bahwa saat ini police line tidak dapat dibuka, untuk menjaga keamanan sementara masjid. “Kami sudah berkoordinasi dengan MUI Cipaganti. Pembukaan police line harus menunggu mediasi terlebih dahulu, tidak bisa satu pihak,” katanya.
Namun, Awal Chaeruddin berjanji, Polres Bandung akan memediasi antara PT KAI yang disebut DKM Nurul Ikhlas mengirimkan preman untuk merusak Masjid, dan juga pihak DKM Masjid dan warga Cihampelas.
““Kami sendiri sebagai polisi tidak setuju jika ada rumah ibadah dirusak. Tapi, untuk keamanan, tempat ini masih kami tutup sementara. Senin depan kami coba mediasi antara DKM dengan pihak PT KAI,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, DKM Nurul Ikhlas menginformasikan bahwa sekelompok preman bertato datang dan merusak Masjid Nurul Ikhlas. Masjid tersebut berada dalam lahan yang diklaim milik PT KAI. Hari Nugraha, Ketua DKM meminta pihak KAI menunjukkan bukti surat, namun PT KAI dikatakan datang membawa preman dan langsung merusak Masjid, hingga polisi menutup masjid sementara. (alhikmah)