‘’Ini adalah gerakan multi level marketing sedekah,’’ ujar Hj Zaenab, menyebut maraknya Rumah Tahfidz di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Bermula dari Hj Wati yang menyedekahkan aset produktifnya untuk Rumah Tahfidz, sejumlah ibu dari Majelis Taklim Al Wafa pun mengikuti jejak kebajikan. Dalam beberapa bulan terakhir, sudah ada belasan Rumah Tahfidz di Palangkaraya.
Hj Zaenab yang asal Mojokerto, Jawa Timur, menyedekahkan salah satu dari empat rukonya di Jalan Tingang, untuk digunakan sebagai rumah bagi para santri penghafal Qur’an. Untuk membiayai pembinaan bagi 30-an santri tersebut, Hj Zaenab menyisihkan sebagian keuntungan dari Tingang Mart dan toko bahan bangunan miliknya.
‘’Ya Bunda Wati ini yang memprovokasi saya,’’ katanya sambil ‘menyeret’ Hj Wati ke podium acara serah-terima ruko Rumah Tahfidz Al Wafa 2, Kamis siang (21/10). Dia juga memperkenalkan salah satu donatur besar Al Wafa, Hj Nurlis.
Rumah Tahfidz di Palangkaraya dirintis H Zaenur dan H Tamsar, dengan modal awal uang sedekah yang dihimpun Ustadz Yusuf Mansur saat berceramah di kota ini. Lokasinya di rumah H Zaenur, di Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut. Zaenur Rakhman saat ini Kepala Dinas Sosial, sedang H Tamsar staf ahli Walikota Palangkaraya.
Langkah mereka diikuti Hj Wati. Perempuan asal Banjar ini, menyedekahkan Hotal Anggrek milik keluarganya di Selat Tengah, Kuala Kapuas, kepada manajemen PPPA Daarul Qur’an. Hotel sederhana bernilai milyaran rupiah di jantung kota ini dinamakan Hotel Anggrek Daqu. Lantai atas hotel dijadikan Rumah Tahfidz, sedang bagian bawah untuk penginapan tamu.
‘’Sebagian keuntungan hotel digunakan untuk biaya operasional Rumah Tahfidz,’’ terang Ustadz Ahmad Masrul, Direktur Rumah Tahfidz Anggrek Daqu.
Hj Wati juga mengubah rumah makan miliknya di Jalan Dahlia, Palangkaraya, untuk dijadikan Rumah Tahfidz Al Wafa 1. ‘’Rumah makan saya tutup saja, tapi alhamdulillah usaha catering saya eksis dan bisa membiayai Rumah Tahfidz,’’ kata wanita bersemangat ini.
Ny Ana dan Ny Maesaroh pun tak ketinggalan. Meski rumahnya sederhana di Jalan Antang II/5, Ny Ana Sucipto menjadikannya penuh cahaya dengan menghimpun santri cilik untuk menghafal Qur’an. ‘’Rumah Tahfidz Al Wafa 6 ini saya rintis dengan 4 santri,’’ katanya saat peresmian Rumah Tahfidz yang dikelolanya, Kamis pekan ini.
‘’Itu tidak sedikit, Bu,’’ timpal Ustadz Hendy Irawan Saleh dari PPPA Daqu Pusat. ‘’Lebih dari dua anak itu sudah jamaah, insya Allah akan jadi luar biasa nantinya,’’ imbuh Ustadz yang didampingi Al Hafidz Ustadz Farid Wajdi dan Direktur Eksekutif PPPA Daqu Tarmizi.
Bahkan meski rumahnya rumah panggung sederhana di atas Sungai Kahayan, Kelurahan Pahandut, Ny Maesaroh bersemangat menjadikannya Rumah Tahfidz Al Wafa 5. ‘’Ini bentuk nazar saya setelah berangkat umroh gratis sebagai hadiah mengikuti Wisauda Akbar Hafalan Qur’an di Jakarta yang diadakan PPPA,’’ ungkapnya.
Menurut H Zaenur dan H Tamsar, Walikota Palangkaraya sangat mendukung Rumah Tahfidz. Bahkan Pak Wali mencanagkannay sebagai sebuah gerakan sosial-spiritual agar Rumah Tahfidz menjadi ciri khas Kota Palangkaraya. (bowo)