Di saat sebagian pemuda tengah sibuk menikmati libur akhir pekan, ratusan siswa dari Jakarta dan sekitarnya tampak berbondong-bondong menghadiri Seminar Pelajar (SIMPEL) Anti Liberal yang diadakan pada Ahad, 9/2/2012 di World Assembly of Muslim Youth (WAMY). Acara yang digagas oleh Jagakarsa Student Community (JASCOM) ini berhasil menyedot perhatian para pelajar yang merasa ‘gerah’ dengan pemikiran aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) selama ini.
Sekitar pukul 07.30 WIB peserta sudah mulai berdatangan. Ternyata meski acara ini mengusung tema ‘Jagakarsa Tanpa JIL: Karena Liberal Membuatku Galau’ namun, cukup banyak ditemukan peserta yang berasal dari luar wilayah kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Diantaranya ada yang berasal dari Bogor, Depok, dan Tangerang.
Acara yang baru diadakan pertama kali ini terbilang sukses. “Alhamdulillah, acara berjalan sukses dan lancar. Disamping itu pesertanya pun sangat banyak, melebihi target kami” kata ketua JASCOM, Darmawan.
Ia mengungkapkan pihaknya cukup kaget melihat begitu antusiasmenya para pelajar mengikuti kegiatan ini. Hingga menjelang hari-H masih banyak peserta yang mendaftarkan dirinya untuk hadir di acara tersebut. Tercatat tidak kurang dari 210 peserta menghadiri acara ini.
“Target kami awalnya hanya 100 peserta tapi ternyata yang hadir mencapai 210 peserta” kata Darmawan. “Itu pun kami terpaksa harus men-stop pendaftaran yang terus masuk menjelang hari-H” tambahnya.
Sambil menunggu acara dimulai, peserta disuguhkan film aksi komunitas #IndonesiaTanpaJIL. Peserta tampak terpukau menyaksikan film tersebut. Sekitar pukul 09.00 WIB barulah acara dimulai dengan tilawah dan sambutan. Selain itu, ditampikan juga profil JASCOM itu sendiri sebagai sebuah komunitas pelajar di daerah Jagakarsa.
Acara yang berlangsung di WAMY, Jalan Moch Kahfi II No.42 ini menghadirkan Akmal Sjafril, penulis buku Islam Liberal 101. Ia menyampaikan materinya yang berjudul Ancaman Islam Liberal.
Dalam pemaparannya kepada para pelajar Akmal menyampaikan mengapa Islam harus diliberalisasi dan bagaimana Islam akan diliberalisasi. “Islam liberal adalah ideologi yang mengambil mentah-mentah pemikiran Barat yang sebenarnya dilatarbelakangi oleh sejarah Barat yang unik dan tidak kompatibel dengan sejarah Islam dan umat Muslim” paparnya.
Terkait jumlah peserta, penulis yang juga merupakan lulusan UIKA Bogor ini mengungkapkan dirinya cukup terkejut dengan banyaknya jumlah peserta yang hadir. “Saya cukup terkejut melihat cukup banyaknya pelajar yang menghadiri seminar yang membahas tentang Islam Liberal” imbuhnya sambil keheranan.
“Mau tidak mau wacana Islam Liberal harus diperkenalkan kepada pelajar sebelum para pelajar menjadi mahasiswa yang notabenenya kehidupan mahasiswa jauh lebih bebas dan dibandingkan dengan kehidupan pelajar” terangnya.
Di akhir pemaparannya ia menjelaskan bagaimana para aktivis JIL sudah menginfiltrasi ke dunia politik melalui partai sekuler. “Sejak Pemilu 2009, para aktivis JIL telah memasuki panggung politik melalui berbagai parpol sekuler” tambahnya seraya menyebut tokoh-tokoh yang dimaksud.
Setelah pembicara memaparkan seluruh materinya, moderator memberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya. Rupanya, tema dan bahasan yang dibawakan membuat banyak peserta mengacungkan jarinya untuk bertanya.
Usai materi dan tanya jawab selesai, ratusan peserta menyatakan sikap bersama yang dipimpin oleh ketua JASCOM untuk menolak paham Islam Liberal. Kemudian dilanjutkan dengan pembubuhan tanda tangan sebagai bentuk dukungan terhadap penolakan Islam Liberal.
Salah seorang peserta, Abdrurrahman mengungkapkan dirinya sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini. “Sangat senang rasanya mengikuti acara ini selain bermanfaat ternyata banyak pemuda yang mendukung acara seperti ini” katanya. Dirinya berharap dapat diadakan acara ini lagi dan dengan jumlah peserta yang lebih banyak lagi.
Acara SIMPEL Anti Liberal yang dihadiri ratusan pelajar dari Jakarta dan sekitarnya ini sekali lagi membuktikan makin banyaknya elemen masyarakat yang menentang pemikiran yang diusung aktivis JIL. Tidak hanya para ulama, aktivis dakwah, dan da’i saja tetapi juga para pelajar pun menentang pemikiran Islam Liberal.
Mudah-mudahan acara ini menjadi salah satu dari sekian banyak cara untuk membentengi aqidah umat khususnya generasi muda Islam dari pemikiran busuk Islam Liberal. (jascom/il)